Surabaya, Jawa Timur - Indonesia Agro Expo atau Inagro Expo 2022 akan digelar pada pertengahan bulan depan, tepatnya bulan Agustus 2022. Pameran agrobisnis skala internasional yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur ini, rencananya akan dihadiri oleh perwakilan pengusaha B20 dan sejumlah negara sahabat lainnya.
Pameran berskala internasional ini akan menfasilitasi seluruh pelaku industri pertanian, perkebunan dan perikanan mulai hulu hingga hilir. Tidak hanya bisa memamerkan produk yang dihasilkan, pelaku industri agro juga bisa mengikuti berbagai kegiatan yang akan memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang teknologi pertanian modern.
"Juga ada forum bisnis yang akan mempertemukan pebisnis bidang agro dari hulu hingga hilir. Dan Jatim sebagai provinsi agro diharapkan akan menyampaikan peluang investasi terkait industri agro di Jatim. Kemudian forum bisnis ini dilanjutkan dengan one on one business, bisa antara provinsi Jatim dengan pemerintah luar negeri atau pengusaha Jatim dengan pengusaha luar negeri," kata Adik Dwi Putranto di Surabaya, selaku Ketua Umum Kadin Jatim.
"Rangkaian kegiatan Inagro kami harapkan bisa mendorong terbangunnya ekosistem pertanian yang tangguh sehingga menjadi leading sektor dalam pemulihan ekonomi nasional, khususnya Jawa Timur, karena Jatim adalah kontributor terbesar kedua untuk ekonomi Indonesia,” ujar Adik.
Senada dengan Adik, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsyad Rasyid, dalam satu kesempatan mengungkapkan bahwa selama ini sektor pertanian berhasil menjadi penyumbang terbesar kedua ekonomi nasional, atau sebesar 13,2 persen. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan juga telah menyerap 30 persen angkatan kerja di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada tahun 2018, penggunaan teknologi di sektor pertanian masih sangat rendah, bahkan 90 persen petani belum menggunakan teknologi dan masih konvensional. Hanya 7 persen yang sudah menggunakan mekanisasi dan 3 pesen saja yang menggunakan teknologi selain mekanisasi.
“Angka ini menunjukkan rendahnya produktifitas pertanian di Indonesia. Selain itu situasi harga komoditas pertanian dan rendahnya nilai tukar hasil pertanian dan rendahnya akses pendanaan pertanian, juga besarnya suku bunga KUR senilai 6 persen dinilai terlalu tinggi bagi petani menjadi faktor yang harus dihadapi dan menjadi tantangan lain bagi pelaku pertanian,” ungkap Arsyad Rasyid.
Hal ini menurut Arsyad disinyalir karena rendahnya sinergitas lintas sektor dalam pengembangan sektor pertanian. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan menghasilkan produk agro yang berdaya saing diperlukan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan yang ada.
Project Manager B20 Side Event Inagro Expo & Business Forum Afifah Rahmania menambahkan, panitia telah melayangkan undangan kepada Konsulat Jenderal dari 24 negara yang ada di Surabaya dan sejumlah Duta Besar, diantaranya Duta Besar dari negara Amerika Serikat dan Belanda.
"Yang dalam negeri kami telah mengundang 34 gubernur beserta delegasi dari provinsi terkait untuk hadir dan mengikuti pameran, sejumlah BUMN dan BUMD, serta seluruh Kadin Provinsi di seluruh Indonesia dan sekitar 110 perusahaan agro. Selain itu, sejumlah Menteri dan perwakilan dari perusahaan internasional juga akan turut menjadi pembicara atau memberikan keynote speak dalam kegiatan Inagro Expo 2022," tambahnya.
Dalam kegiatan ini, sedikitnya 160 stand telah disiapkan, dnegan rincian 119 stand indoor, dan 35 stand untuk outdoor. Saat ini yang sudah terpesan sudah mencapai 30 persen. Gelaran yang baru akan dilaksanakan pada bulan Agustus ini, diharapkan seluruh stand akan terpenuhi, melihat antusias para undangan. (sha/hen)
Load more