Banyuwangi, Jawa Timur – Modus pencabulan santri yang dilakukan FZ, pengasuh Pondok Pesantren di Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi terungkap. Bahkan, percakapan FZ kepada para santri sebelum melakukan pencabulan bocor ke publik. Dalam percakapan via aplikasi berbagi pesan itu, FZ selalu memaksa ke santri untuk datang.
“Saat itu, korban dipanggil ketika sedang makan. Karena takut, korban meninggalkan makanannya, lalu mendatangi FZ, lalu terjadilah pencabulan,” kata S, salah satu kerabat korban, Senin (27/6/2022).
Sikap arogan FZ juga berlaku bagi santri yang sedang praktik kerja lapangan (PKL) di luar ponpes. Ketika sedang butuh, FZ menghubungi santri yang diinginkan. Meski masih di luar ponpes, FZ tetap memaksa datang.
"Jadi, yang PKL yang jauh dari ponpes, sekitar 20 kilometer juga wajib datang jika ada panggilan khusus,” jelas S.
Lagi-lagi ketika memanggil santri, FZ menggunakan modus akan memberikan berkah. Uniknya, FZ melarang para korban memberitahukan panggilan tersebut.
Namun, tempat yang dipakai beraksi tetap rumah panggung. Lokasinya berada dalam areal ponpes, hanya agak jauh dari pendopo rumah pribadi FZ dan asrama putra maupun putri. Para korban yang dipanggil juga dilarang mampir ke asrama, tapi langsung masuk ke rumah panggung.
Sebelumnya diberitakan, pengasuh ponpes berinisial FZ dilaporkan ke Polresta Banyuwangi setelah diduga mencabuli sejumlah santri. Tak hanya santri perempuan, santri laki-laki juga mengaku menjadi korban pencabulan. Aksi ini diduga terjadi pada Oktober 2021 dan berlanjut hingga Mei 2022. Sedikitnya, 6 orang santri melaporkan peristiwa itu. Dari jumlah ini, dua diantaranya mengaku disetubuhi korban di bawah ancaman. Sejumlah pengasuh ponpes di Banyuwangi mengecam aksi ini. (hoa/ebs)
Load more