Perkaya Literasi Cek Fakta, Dinas Pendidikan Jawa Timur dan FJPI Dorong Pelajar Bijak Bermedia Sosial
- tim tvone - tim tvone
Surabaya, tvOnenews.com – Diskusi Interaktif “Cerdas Bermedia: Melawan Hoaks dengan Literasi Cek Fakta”, digelar oleh FJPI (Forum Jurnalis Perempuan Indonesia) Jawa Timur, berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kegiatan tersebut diadakan di Aula Sabha Nugraha Dinas Penddidikan Provinsi Jawa Timur, Rabu (3/12). Kegiatan ini diikuti oleh 150 pelajar termasuk guru pendamping dari wilayah Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Suhartono, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai, mengatakan Dindik mendorong para pelajar bijak dalam bermedia sosial. Mereka perlu diedukasi untuk melawan hoaks dengan cara memperkaya literasi cek fakta.
Pak Ton sapaan akrab Suhartono menegaskan, kolaborasi Dindik dan FJPI Jawa Timur bisa ditindaklanjuti dengan program-program yang mendukung generasi muda dalam memanfaatkan media sosial dengan bijak. Ia optimis, jika edukasi literasi cek fakta ini diberikan sejak dini, bisa mendukung terwujudnya Generasi Emas 2045.
“Kegiatan diskusi interaktif ini sangat bermanfaat dalam mengatasi permasalahan berita-berita hoaks di tengah gencarnya informasi yang masuk di era digital saat ini. Jadi anak-anak kita, anak-anak di SMA, SMK, termasuk guru-gurunya dilibatkan. Apalagi diskusi ini menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya. Minimal guru dan siswa akan mendapatkan informasi-informasi terhadap pemanfaatan media saat ini yang begitu luar biasa dengan strategi cerdas bermedia," papar Suhartono.
Pada kegiatan tersebut, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), selaku narasumber, Akhsaniyah, mengatakan generasi muda khususnya remaja dan perempuan, kini menjadi kelompok paling rentan terhadap tsunami informasi dan ancaman misinformasi. Akhsaniyah menekankan bahwa media sosial tak hanya memengaruhi pola konsumsi informasi, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental.
Tekanan sosial, standar kecantikan, hingga paparan konten negatif menjadikan perempuan sebagai salah satu kelompok yang paling terdampak.
“Hoaks dapat memicu kecemasan, memecah belah masyarakat, bahkan menghambat pengambilan keputusan rasional. Karena itu, literasi cek fakta harus menjadi gaya hidup digital,” ujarnya.
Sedangkan Sekjen FJPI Tri Ambarwatie mengingatkan remaja adalah pengguna internet paling aktif sekaligus target terbesar penyebaran hoaks. Mengutip data APJII dan Mafindo, ia menyebutkan bahwa 54 persen remaja pernah menyebarkan informasi tanpa verifikasi.
Load more