Jagongan Petani Milenial, Tempat Bertukar Solusi Pertanian Digital di KensVil Bojonegoro
- Tim tvone - tim tvone
Bojonegoro, tvOnenews.com - 100 petani milenial Bojonegoro berkumpul pertama kali dalam kegiatan “Jagongan Petani Milenial” yang diinisiasi oleh BUMD Bojonegoro PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), di Agrowisata Kenep Smart Village (KensVil) Desa Kenep, Kecamatan Balen, Bojonegoro.
Mereka yang menjadi peserta berasal dari beberapa kecamatan di Bojonegoro, memiliki usaha yang sudah dijalankan di bidang pertanian. Mereka antusias menyimak aneka materi yang diutarakan para narasumber.
Mengawali acara, Direktur PT ADS Muhammad Kundori mengemukakan Jagongan Petani Milenial ini merupakan langkah awal untuk mendorong generasi petani yang saat ini mengalami krisis penerus. Meski PT ADS bergerak di bidang pengelolaan migas, sangat support dengan adanya kegiatan pertanian.
Kabupaten Bojonegoro saat ini penting untuk merawat pertanian dengan menumbuhkan regenerasinya. Karena migas tidak bisa menjadi andalan pendapat daerah. Pertanian merupakan potensi Bojonegoro yang butuh dioptimalkan bersama Pemkab Bojonegoro, demi masa depan Bojonegoro yang lebih baik dan berdaya.
‘’Pertanian harus menjadi andalan Bojonegoro. Pengganti migas di masa depan. Karena migas lama-kelaman akan habis,’’ tegasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jaka Widada jadi narasumber pertama yang menyampaikan materi dalam Jagongan Petani Milenial. Dia mengemukakan banyak hal terkait pertanian era kiwari. Salah satunya, mengenalkan smart agriculture atau pertanian yang dilakukan dengan cara lebih ideal, teknologis, dan efisien.
Civitas akademika dari kampus ternama itu juga memaparkan beberapa contoh penerapan smart agriculture. Mulai menggabungkan pertanian, peternakan, perikanan atau integrated farming, menyunting genom, hingga merekayasa bioma untuk memaksimalkan hasil pertanian dengan tetap memperhitungkan kesehatan lingkungan.
‘’Smart agriculture ini sudah banyak diterapkan oleh para petani di China dan Vietnam. Membuat pertanian disana lebih maju,’’ ungkapnya.
Ahli mikrobiologi pertanian yang mendapat gelar doktor dari The University of Tokyo itu meneruskan, pihaknya membuka peluang kerjasama dengan petani dan stakeholders di Bojonegoro terkait penerapan smart agriculture. Sebab, smart agriculture memang diperlukan di era ini. Demi ketahanan pangan masa depan.
Ismail Fahmi, narasumber kedua dalam Jagongan Petani Milenial. Pendiri lembaga riset digital Drone Emprit dan konduktor KensVil itu menyampaikan banyak hal. Konsentrasinya mengampanyekan perubahan mindset anak muda terkait pertanian. Menurut dia, pemuda tidak perlu rikuh terjun menggarap pertanian.
Load more