Pedagang Es Krim Diduga Jadi Korban Pengeroyokan Oknum Satpol PP Lumajang
- tim tvone - wawan sugiarto
"Saya awalnya ya sudah kalau gak boleh saya mau pergi, tapi salah satu petugas itu bilang gak papa kalau mau dilaporkan," ujarnya.
Misrat pun langsung berjalan menuju Mapolres Lumajang yang hanya berjarak kurang dari 50 meter dari Kantor Bupati Lumajang untuk melaporkan perbuatan oknum Satpol PP itu.
Kini, polisi masih mendalami kasus ini. Menurut Kasatreskrim Polres Lumajang AKP Pras Ardinata, korban sudah melakukam visum di RS Bhayangkara Lumajang.
Polisi juga sudah melakukan pemanggilan kepada oknum Satpol PP Lumajang yang diduga melakukan pengeroyokan.
"Kasusnya masih kami selidiki, korban sudah visum, terduga pelaku pengeroyokan juga sudah kita panggil untuk dimintai keterangan," jelas Pras.
Terpisah, Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Lumajang Mochammad Chaidir Sholeh membantah adanya aksi pengeroyokan oleh petugas Satpol PP.
Menurutnya, luka lebam hingga robek yang dialami korban lantaran tersenggol Handy Talkie yang dibawa petugas.
"Jadi waktu itu teman-teman mau menggeser dagangannya, yang bersangkutan kayak gak terima, kebetulan petugas ada yang bawa HT terus tersenggol, nah itu dianggap pengeroyokan," kata Chaidir di Lumajang.
Chaidir menyebut, kalau itu memang betul pengeroyokan, pasti banyak saksi, mengingat, kawasan Alun-alun Lumajang saat itu banyak warga yang hendak melepas keberangkatan jemaah haji.
"Kalau memang pengeroyokan pasti kan banyak saksi, ada foto atau video dan pasti sudah viral, kan banyak orang disana," ujarnya.
Petugas Satpol PP Lumajang, kata Chaidir, sudah mengeluarkan surat imbauan untuk tidak berjualan di area alun-alun pada hari tersebut karena bertepatan dengan agenda pemberangkatan calon jemaah haji.
Namun, surat imbauan itu tidak dihiraukan oleh pedagang. Malahan, menurut Chaidir, pedagang tidak terima saat diperingatkan secara persuasif.
"Kita sudah mengingatkan beberapa kali bahwa di daerah situ tidak ada aktivitas jual beli, sudah ada suratnya, kita sudah mengingatkan secara persuasif sekali dua kali, malah dari pedagangnya malah tidak terima saat teman-teman menggeser," pungkasnya. (wso/hen)
Load more