Tradisi Mandi di Telaga Sendang Sono Jelang Ramadhan, Sejak Era Siti Fatimah Hingga Sunan Giri
- tvone - habib
Kata Sono sendiri berasal dari kata Telaga Sendang Sono, karena ada tanaman Sono yang besar di telaga tersebut yang dulunya berbentuk jublang dijadikan tempat pemandian oleh warga. Pada jublang ( lobang, red), terdapat batas bebatuan di sekeliling telaga, dan kini sudah dibangun tembok pembatas telaga tersebut.
Di tahun 1403 M, tepatnya12 tahun kemudian, Gresik dikuasai Sunan Giri dengan Kerajaan Giri Kedatonnya. Sunan Giri memerintahkan santrinya yang bernama Syekh Jamaluddin Malik untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah barat Giri.
Di tengah perjalanan, murid tersebut menemukan kampung Polaman. Disitu mendirikan Masjid dan surau atau pondok untuk sarana pendidikan. Akhirnya santrinya pun semakin banyak berguru ke murid Sunan Giri itu. Karena banyak santri, sehingga membutuhkan air, dan Syekh Jamaluddin Malik membuat sumur di Kampung Polaman.
“Kebetulan air sumurnya keluar besar, dan karena besarnya air sumur itu dinamakan Sumur Gede. Sebelahnya sumur tumbuh tumbuhan asam, aslinya rasanya asam atau kecut, tapi waktu itu rasa asamnya manis sehingga kampung itu dinamakan kampung Asam Manis sampai sekarang di Desa Suci,” ucap Syahid.
Seiring berjalannya waktu, santri Syekh Jamaluddin Malik bertambah banyak dan untuk kebutuhan air bertambah banyak pula. Namun tetap saja masih kurang kebutuhan air saat itu. Akhirnya beliau (Syekh Jamaluddin Malik Red) matur (berkomunikasi) ke Kanjeng Sunan Giri. Sunan Giri pun memberikan petunjuk kepada muridnya itu tentang adanya sumber di Kampung tersebut.
“Kalau ada tanaman-tanaman besar disitu ada sumber. Itulah bunyi petunjuk Sunan Giri kepada muridnya. Akhirnya menemukan sumber itu, yakni sumber Telaga Sendang Sono. Setelah ketemu sumber itu, Syekh Jamaluddin Malik memindahkan Masjid Polaman beserta surau pondok ke sini (Jalan Pandanarum Desa Suci) yang sekarang namanya Masjid Mambaut Thoat,” papar Syahid.
12 tahun kemudian, setelah ditemukan sumber mata air, Sunan Giri memerintahkan santrinya Syekh Jamaluddin Malik untuk melakukan tasyakuran karena menemukan sumber, dan tabarrukan untuk mengambil barokah dari air itu dengan cara sholat malam, mandi malam, dan kebetulan ditetapkan pada hari Rabu terakhir bulan Syafar.
Load more