Sementara itu, perwakilan tim akselerasi bus listrik Nur Yuniarto, yang juga merupakan salah satu dosen di ITS Surabaya mengatakan, bahwa program ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Terobosan baru ini diharapkan nantinya dapat menumbuhkan kemandirian teknologi di tanah air, dimana prosesnya melalui riset, hasil karya dan pemikiran dari anak negeri. Jadi bukan lagi mengimpor dari luar dan diakui hasil produksi dalam negeri.
“Jadi dalam produksi bus listrik merah putih itu nantinya ada muatan riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi, sehingga jika dilihat dari luar itu tidak banyak perbedaan namun setelah masuk ke dalam baru jelas nampak perbedaanya,” terang Nur.
Masih tambah Nur, perbedaannya jelas dari motor penggerak, motor listrik, yang hasil dari bus listrik diperaboti 100 persen dari hasil dalam negeri.
“Harapanya dengan produksi ini muatan nasionalnya, kemandirian teknologinya lebih banyak, jadi hasilnya nanti betul-betul hasil pemikiran dari tim peneliti dan adik-adik mahasiswa sekaligus nanti dari tim peneliti dari INKA,” imbuhnya.
Sementara itu, sebagai bahan informasi, dari satu unit bus listrik yang berhasil dibuat PT INKA dan sudah uji coba tes drivenya, bus listrik mampu melaju dengan kecepatan maksimal 90 km per jam, dengan 3-4 jam charging bus mampu menempuh jarak 200 km, sedangkan untuk 19 unit bus listrik yang akan diproduksi untuk KTT G20 ini, akan ditingkatkan lagi proses chargingnya dari 4 jam menjadi 1,5 jam charging lebih cepat. (Miftakhul Erfan/hen)
Load more