Gus Athoillah menyebut judi online sebagai bentuk perjudian yang tidak hanya menciptakan ketergantungan, tetapi juga menyuburkan kebiasaan hidup instan tanpa usaha yang produktif.
“Generasi muda seharusnya diarahkan pada hal-hal positif seperti pendidikan, keterampilan, dan kewirausahaan. Tapi dengan adanya judi online, mereka malah diarahkan pada kebiasaan hidup instan. Ini akan menciptakan generasi yang lemah secara mental dan tidak produktif,” paparnya.
Lebih jauh, ia juga menyoroti dampak ekonomi dari fenomena ini. Jutaan pemain judi online, terutama dari kalangan masyarakat bawah, menjadi penyumbang signifikan terhadap kemiskinan baru.
"Setiap kali mereka bermain, mereka mengeluarkan modal besar yang pada akhirnya habis tanpa hasil. Mereka berpikir akan untung, tetapi kenyataannya selalu rugi. Ini yang membuat mereka jatuh ke dalam kemiskinan," ujarnya.
Literasi dan Pemberantasan Secara Terpadu
Politisi PKB menekankan bahwa pemerintah harus bertindak tegas dalam menangani permasalahan judi online. Menurutnya, langkah utama yang perlu diambil adalah meningkatkan literasi masyarakat tentang bahaya judi online, terutama di kalangan muda.
“Kita harus memperbanyak edukasi dan literasi tentang bahaya judi online. Pemerintah harus turun langsung dengan menggerakkan semua pihak, dari pendamping desa, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), hingga kader-kader pembangunan di daerah. Mereka bisa menjadi agen literasi yang mencegah dan mengatasi kecanduan judi online ini,” sarannya.
Load more