Lumajang, tvOnenews.com - Gunung Semeru (3.676 Mdpl) di Kabupaten Lumajang, kembali terpantau mengalami erupsi pada Kamis (13/12). Dikutip berdasarkan laporan petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, erupsi Gunung Semeru telah terjadi dengan tinggi kolom letusan mencapai 500 meter diatas puncak kawah.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 13 Desember 2024, pukul 07:42 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut)," tulis Sigit dalam laporannya, Jumat (13/12).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 90 detik," imbuhnya.
Sementara itu, selama periode pengamatan 12 Desember 2024, pukul 00.00 - 24.00 WIB, secara visual gunung dominan tertutup kabut. Sedangkan secara kegempaan, tercatat telah terjadi 73 kali letusan, 2 kali guguran, 14 kali hembusan, 2 kali tremor harmonik serta 8 kali tektonik jauh.
"Hingga saat ini, tingkat aktivitas Gunung Semeru masih waspada atau level 2," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, bahwa pada tingkat aktivitas Gunung Semeru yang bersatus waspada atau level 2 ini, warga diimbau agar tetap tenang dan waspada.
"Masayarakat kita imbau tetap tenang dan waspada, terutama para penambang pasir di aliran sungai yang berhulu di gunung Semeru, mengingat saat ini sudah mulai turun hujan," tutur Patria.
Disamping itu, warga juga diminta mematuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan pihak PVMBG, guna keselamatan bersama dan pengurangan resiko bencana.
Warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
"Warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," ungkapnya.
Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/gol)
Load more