Lumajang, tvOnenews.com - Warga di Dusun Glendang Petung, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, terus dihantui ketakutan akan terjadinya banjir lahar Gunung Semeru.
Keresahan dan ketakutan warga itu bukan tanpa alasan. Sebab, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi sudah mulai mengguyur Lumajang sejak pertengahan November 2024.
Biasanya, hujan deras yang mengguyur akan memicu terjadinya banjir lahar hujan Gunung Semeru dan melewati aliran Sungai Regoyo yang tidak jauh dari pemukiman warga.
Masalahnya, tanggul penahan air agar tidak memasuki pemukiman warga ini jebol sejak 8 bulan lalu. Tepatnya, 18 April 2024 dan hingga saat ini belum diperbaiki.
Adi Bing Slamet, warga Gondoruso mengatakan, berbagai upaya mulai dengan berkomunikasi dengan pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten, sudah dilakukan warga untuk mendesak dilakukan perbaikan tanggul sepanjang 275 meter yang jebol.
Namun, sampai saat ini, kata Slamet, belum ada realisasi perbaikan tanggul yang dilakukan pemerintah.
"Tidak ada penanganan, kami minta ini dibuatkan tanggul darurat, melihat cuaca buruk kami warga Glendang Petung juga ketakutan karena tanggul ini jebol," kata Slamet di Lumajang, Senin (25/11).
"Ini jebol mulai april jadi sudah 8 bulan belum ada penanganan, kita audiensi ke desa dan pemkab juga belum ada titik terang," lanjutnya.
Kerusakan tanggul penahan air di Desa Gondoruso terbilang cukup parah. Sedikitnya, panjang tanggul yang rusak mencapai 275 meter.
Dibalik tanggul, terdapat ratusan hektar sawah dan pemukiman warga. Selama tanggul rusak, setidaknya, sudah ada 20 hektar sawah yang terdampak akibat banjir lahar.
Menurut Slamet, laju air sungai juga sudah mulai mengarah ke tepi tanggul. Hal ini membuat warga khawatir apabila debit air meningkat saat terjadi banjir lahar.
"Airnya juga meripit ke tanggul yang jebol, kalau ada air yang besar pasti mengarah ke pertanian yang jumlahnya ratusan hektar di selatan tanggul jebol, termasuk pemukiman warga. Yang jelas warga terdampak sudah ada 20 hektar lahan pertanian, ini kalau banjir lagi ini ratusan hektar," jelasnya.
Darmoko, warga lainnya mengaku, warga selalu khawatir dan tidak bisa istirahat dengan tenang apabila hujan turun. Sebab warga khawatir tiba-tiba terjadi banjir lahar yang besar dan menerjang rumah mereka.
"Secara psikologis, kalau hujan sedikit masyarakat tidak tenang, mau lari apa gimana bingung, apalagi kalau hujannya malam pasti gak bisa tidur takut banjir," kata Darmoko.
Ketua RT 2 Dusun Glendang Petung, Mohammad membenarkan keluhan warga agar tanggul segera dibangun. Selain tanggul, ia juga meminta dilakukan normalisasi agar aliran air kembali ke tengah sungai, sehingga apabila terjadi banjir lahar lagi, warga tidak perlu takut dan bisa beristirahat dengan tenang.
"Selalu itu (perbaikan tanggul) yang disampaikan warga dan juga normalisasi sungai, biar warga ini tidak khawatir lagi," pungkasnya. (wso/gol)
Load more