Bulog meyakini pertumbuhan dalam ekosistem Mitra Tani di Banyuwangi cukup besar, dengan potensi mencapai 100 ribu hektare. Sementara secara nasional, Bulog menargetkan program tersebut akan menjangkau 700 ribu hektare lahan persawahan di Indonesia.
"Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan secara signifikan meningkatkan produktivitas petani di Banyuwangi dan berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional," imbuhnya.
Pihaknya menyebut, program Mitra Tani berhasil meningkatkan produktivitas petani hingga 31,11 persen. Rata-rata lahan pertanian yang mereka kelola bisa menghasilkan 5,8 ton beras per hektare. Selain itu, para petani juga telah menerima pembiayaan lebih dari Rp400 juta.
Mengutip data Badan Pangan Nasional, tambah Febby, permintaan beras di Indonesia telah mencapai 31,2 juta ton. Akan tetapi, produksi beras tahun ini justru turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Program Mitra Tani dikembangkan untuk mengatasi tantangan mendesak di sektor pertanian Indonesia, khususnya penurunan produksi pangan akibat faktor-faktor seperti krisis iklim dan menurunnya jumlah petani," katanya.
Direktur Human Capital, Sudarsono Hardjosoekarto menyampaikan, meski menghadapi perubahan iklim secara global, Bulog tetap akan menjalankan tugas mulia untuk dua sisi. Selain menjamin tersedianya beras dan pangan pokok yang lain di semua tempat, baik melalui bantuan pangan maupun mekanisme pasar atau operasi pasar yang disebut SPHP, warga yang mengonsumsi khususnya beras dan bahan pokok lain tidak mengalami kesulitan dan merasa aman akan ketersediaan cadangan pangan di berbagai gudang Bulog di seluruh Indonesia.
“Kita sedang merencanakan juga untuk memperkuat cadangan pangan kita salah satunya dengan cara bersahabat dengan petani di daerah-daerah yang kita sebut lahan marginal yang masih luas di berbagai tempat seperti di Sulawesi, Kalimantan dan di berbagai provinsi yang lain,” beber Sudarsono.
Load more