Dengan ditemukannya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas fototerapi pada penyembuhan hiperbilirubinemia.
“Harapannya dapat meningkatkan implementasi fototerapi terhadap bayi hiperbilirubinemia yang sesuai dengan keadaan saat ini yaitu pandemi Covid-19, dimana keadaan ini menghambat orang tua untuk mencari pengobatan di rumah sakit,” terang Arya.
“Selain itu dengan adanya inovasi ini dapat mengurangi lama perawatan di rumah sakit dan menurunkan beban negara,” imbuhnya.
Inovasi yang berada di bawah pembinaan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Unair ini berhasil meraih pendanaan sebesar 250.000.000 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Desember 2021 lalu.
Saat ini inovasi sedang dalam tahap pengembangan dan diperkirakan siap digunakan pada Juni 2022 nanti.
“Saat ini sedang pengembangan. Target ke depan supaya inovasi ini bisa diterima dan mendapat surat izin edar,” tandas Arya. (Sandi Irwanto/hen)
Load more