Jombang, tvOnenews.com - Gempa Tuban yang terjadi pada hari Jum'at (22/3) sangat dirasakan warga di lokasi bencana tanah amblas di Jombang. Untuk itu, BPBD Jombang langsung turun ke lokasi melakukan pengukuran untuk mengetahui perkembangan tanah amblas dan retakannya. Hasilnya terdapat penambahan amblas dan retak sekitar satu milimeter.
BPBD Kabupaten Jombang turun ke lokasi bencana tanah bergerak dan amblas di Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang, Sabtu (23/3) siang. Sebanyak 11 rumah di dusun ini mengalami rusak berat karena bencana tanah amblas 7 Maret 2024 lalu. Kesebelas rumah warga kini dikosongkan, pemiliknya saat ini tinggal di pengungsian sementara, di rumah tetangga.
"Selama posko di Sambirejo ini dibuka, kami selalu melakukan pemantauan pergerakan tanah yang ada di sini. Juga setelah gempa (Tuban) kemarin kami langsung melakukan cek ulang terhadap keretakan-keretakan yang terjadi," ungkap Abdi Purwoko, Petugas BPBD Jombang di lokasi bencana.
Abdi menambahkan, hasil dari pengukuran di setiap sudut lokasi bencana tanah bergerak dan tanah amblas di Dusun Jumok, didapat adanya penambahan tanah amblas pasca gempa Tuban. Sebelumnya, tanah amblas yang terdalam mencapai 72 centimeter.
"Ternyata dari beberapa titik yang saya lakukan pengukuran, ada satu titik yang bergeser sekitar satu milimeter," ujar Abdi.
Lanjut Abdi, hasil pengukuran tersebut akan disampaikan kepada pimpinan untuk diambil langkah-langkah ke depan.
Gempa Tuban yang terjadi pada hari Jum'at, sempat dirasakan warga Dusun Jumok termasuk warga korban tanah amblas, hingga dua kali. Namun gempa pukul 15.52 WIB yang menimbulkan kepanikan warga hingga sejumlah warga keluar rumah mencari aman.
Kaseno, Ketua RT setempat menjelaskan, kepanikan warga karena khawatir seperti yang terjadi pada 7 Maret lalu.
"Warga disini sama merasakan getaran itu bahkan pak Zaini (salah satu warga) bilang ini apa pak RT kok ada getaran. Saya jawab mungkin agak jauh itu pak sumber getarannya. Warga sempat panik pada keluar rumah semua. Karena dikira tanah amblas susulan yang menimpa dusun ini," kata Kaseno, Ketua RT di Dusun Jumok, Sabtu (23/3).
Kaseno melanjutkan, gempa yang dirasakan pada Jum'at sore tersebut membuat warga panik. Karena pada tanggal 7 Maret lalu disini terjadi bencana tanah bergerak dan amblas. Akibatnya 11 rumah rusak berat dan tidak ada yang berani ditempati lagi.
"Pemilik rumah saat ini mengungsi di rumah tetangga. Karena tidak berani tinggal di rumahnya. Juga tidak boleh karena berbahaya," tambah Kaseno.
Ketua RT juga menjelaskan, setelah gempa Tuban, warga telah mendapat pengarahan dari kepala desa untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
"Arahnya menyelamatkan sudah diarahkan, yaitu ke arah barat," pungkas Kaseno.
Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan, Pemerintah Kabupaten Jombang menyiagakan sejumlah aparat utamanya BPBD di posko bencana tanah amblas Sambirejo. Penjagaan tersebut berlangsung selama 24 jam dengan bergiliran tiga shift. (usi/gol)
Load more