Penerima Honorary Award for Global Peace and Women Empowerment atau Perdamaian Gobal dan Pemberdayaan Perempuan dari Minhaj-Ul-Quran International ini pun menjabarkan, menurutnya ada tiga poin yang harus diperkuat pada perempuan sebagai modal investasi mencapai kemajuan.
“Empat poin penguatan untuk perempuan sebagai modal investasi mewujudkan kemajuan adalah penguatan pendidikan, penguatan kompetensi, penguatan karakter,” tegas Khofifah.
Pertama untuk penguatan pendidikan, Ketua PBNU ini menilai bahwa prioritas utama dalam pembangunan kualitas SDM mau tak mau adalah pendidikan. Perempuan harus tersentuh pendidikan yang baik dan bermutu untuk bisa menjadi tonggak sebuah kemajuan. Beruntungnya saat ini sudah tidak ada ketimpangan dalam meraih pendidikan pada perempuan.
“Memang ada stereotip pada perempuan bahwa perempuan hanya akan berakhir sebagai ibu rumah tangga sehingga tak perlu pendidikan yang tinggi. Justru itu yang salah dan harus dihapus. Meski sebagai ibu rumah tangga, perempuan harus berpendidikan tinggi, juga yang memilih untuk berkarir. Tak ada bedanya, perempuan harus berpendidikan tinggi dan berkualitas,” tegasnya.
Modal kedua adalah penguatan kompetensi. Setiap perempuan membutuhkan profesionalitas dan keterampilan sesuai tuntutan dan kebutuhan dimana ia berperan. Maka, kemudahan akses dalam mendapatkan pelatihan dan pengembangan kompetensi harus didapatkan seluruh perempuan di Indonesia.
“Karena dengan kompetensi kita bisa memiliki daya saing. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki perempuan maka perempuan juga akan semakin unggul dalam menciptakan kemajuan,” tandasnya.
Terakhir adalah penguatan karakter. Dalam mencapai sebuah kemajuan juga dibutuhkan pribadi yang tangguh. Menurut Khofifah perempuan yang tangguh harus memiliki karakter yang kuat. Untuk itu penguatan karakter menjadi penting.
Load more