“Sebenarnya ini bukanlah penganiayaan ya perlu saya luruskan, jadi peristiwa itu berawal saat jam istirahat siang dan anak-anak itu guyonan (bercandaan) main sambung (berkelahi) sembari menunggu giliran salat zuhur berjemaah, karena memang musalanya kecil jadi harus giliran,” ucap Agus.
Saat itulah, korban terkena pukulan di bagian perutnya sehingga sesak nafas. Terlebih setelah didatangkan pihak walinya, memang korban ini punya riwayat asma. Pihak sekolah sempat membawa korban ke UKS sekolah untuk mendapat pertolongan pertama, namun asmanya kambuh.
“Korban memang punya riwayat asma atau sesak nafas, waktu kami bawa ke UKS asmanya kambuh barulah kami bawa ke UGD RS Widodo Ngawi,” sambungnya.
Dengan kejadian tersebut, Agus mengaku akan mengevaluasi kembali semua kegiatan yang ada di sekolah, termasuk bimbingan kepada anak-anak.
Bahkan setiap upacara dan pengajaran, guru yang mengajar juga diwajibkan untuk memberikan wawasan kepada anak-anak terkait bahaya perundungan di sekolah.
“Namun demikian namanya anak-anak dan mungkin itu tidak sengaja akhirnya terjadilah peristiwa itu,” tutup Agus.
Berkaitan dengan peristiwa tersebut, benar murni karena ketidaksengajaan saat bermain ataukah adanya faktor perundungan, pihak kepolisian dari Polsek Geneng berencana akan melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan korban.
Load more