Ahmad Ferdinand, salah satu ketua regu dari Tim Nyanggong, Desa Kletek, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Pria 20 tahun itu memimpin 28 rekan dalam timnya yang start di Mojokerto sejak sekitar pukul 16.00 dan tiba persis di samping Tugu Pahlawan sekitar pukul 23.40 WIB.
Ahmad Ferdinand mengaku baru pertama kali ikut dan tetap semangat meski basah kuyup diguyur hujan saat mencapai finish.
“Baru pertama kali ikut. Sangat excited untuk mencapai garis finis. Capek, tapi seru,” ucapnya.
Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo yang diikuti 8.040 peserta terdapat ada enam kategori, yakni dari perorangan beregu putra-putri, beregu pelajar, beregu umum, beregu TNI-Polri, dan kategori pakaian perjuangan Putra dan Putri, serta pakaian terunik.
Persis di depan garis finish, seluruh peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo mendapat hiburan konser musik. Ribuan masyarakat Surabaya dan sekitarnya menikmati suguhan tersebut. Mereka berbondong-bondong menyaksikan Denny Caknan dan beberapa penyanyi lainnya.
Hingga Minggu (5/11/2023) dini hari, satu persatu kelompok gerak jalan masih tetap melangkah mencapai titik finish.
Gerak jalan Mojokerto – Surabaya merupakan bagian dari sejarah mobilisasi perlawanan perang Surabaya yang mendapat dukungan warga dari sejumlah wilayah di luar kota Surabaya atau yang dulu lebih dikenal sebagai wilayah (Gerbang Kertosusila) Gersik, Jombang, Nganjuk, Mojokerto, Surabaya, Lamongan dan Madura.
Load more