Sumenep, tvOnenews.com - Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 Bank Indonesia berkolaborasi dengan TNI AL di Provinsi Jawa Timur, dimulai sejak tanggal 7 sampai 12 Oktober 2023, mendarat ke pulau pertama, Minggu (8/10).
Pulau tersebut iyalah Pulau Raas. Pulau ini mempunyai luas total wilayah 38,9 km2 yang meliputi 9 desa. Kecamatan Raas terdiri dari 14 pulau, dengan 9 pulau berpenghuni, dan 5 pulau tidak berpenghuni.
Menggunakan sekoci, pejuang rupiah yang beranggotakan 22 orang ini singgah di Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura, sejak pukul 08.00 WIB. Tim membawa uang rupiah layak edar dan penyaluran Program Bank Indonesia (PSBI) untuk penunjang fasilitas di pulau ini, seperti laptop, printer dan diesel.
Beragam kegiatan pun digelar di Kantor Kecamatan Desa Brakas, Kecamatan Raas itu. Mulai dari penukaran uang layak edar, sosialiasi Cinta Bangga Paham (CBP) rupiah, layanan kesehatan gratis dan penyerahan zakat, infaq, shodaqoh.
Dalam sosialisai Cinta Bangga Paham (CBP) rupiah yang digelar, tim pejuang rupiah memberikan edukasi tentang mengenali, merawat dan menjaga uang rupiah.
"Jadi waktu ada masyarakat yang melakukan penukaran di stand loket penukaran ekspedisi rupiah berdaulat di Pulau Raas, ternyata diindikasi uang yang diterima kasir tidak asli, karena tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian dari Bank Indonesia. Hanya satu lembar," ungkap Teguh.
"Dan oleh karena itu kita mintai surat keterangan nanti kita indikasikan, atau kita lakukan identifikasi lagi di lab KPW BI Provinsi Jawa Timur," terangnya.
Menanggapi temuan itu, Sonny Prima Idhana, salah satu tim pejuang rupiah dari KPW BI Jawa Timur yang memberikan edukasi kepada masyarakat di Pulau Raas mengatakan, edukasi ini penting diberikan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang mata uang rupiah.
Ia memaparkan, pemahaman masyarakat tentang mata uang rupiah harus ditingkatkan, mengingat masih banyak tindak penipuan uang palsu yang marak. Sehingga, jika masyarakat mengenali ciri-ciri uang rupiah yang asli, maka bisa membedakan mana uang asli dan mana uang palsu.
"Mencintai, dengan mengenali, merawat dan menjaga rupiah dari tindak kejahatan pemalsuan uang. Ketika sosialiasi CPB (Cinta, Paham, Bangga) rupiah ini dimasifkan maka tindak kejahatan pemalsuan uang dapat ditekan," ungkap Sonny.
Sonny juga menjelaskan kepada masyarakat di Pulau Raas tentang ciri ciri uang rupiah asli. Ada sejumlah ciri khusus yang dapat dikenali masyarakat.
"Dilihat warnanya terang, terdapat benang pengaman, terdapat gambar pahlawan ketika diterawang, rectoverso (gambar saling isi antara sisi depan dan belakang yang memiliki tingkat presisi yang tinggi), ketika diraba terdapat bagian yang kasar di bagian tertentu seperti pada blind code, angka nominal dan frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Sonny.
Selain kasus uang palsu, Muhammad Zainullah, salah satu warga Alas Malang, Kecamatan Raas yang mengikuti sosialisasi CBP mengeluhkan di beberapa warung di desanya tidak menerima uang koin 100 dan 200 rupiah.
"Kebanyakan warung tidak mau menerima uang koin 100 dan 200 rupiah, jadi disini saya bertanya apakah uang tersebut masih bisa digunakan sebagai alat tukar," tanya Zainullah.
Sonny pun menjelaskan bahwa mata uang 100 dan 200 rupiah masih sah digunakan sebagai alat pembayaran di Indonesia. Maka dari itu, CBP dari Bank Indonesia ini digelar agar masyarakat mendapatkan edukasi yang benar tentang mata uang rupiah. Sehingga, ketika masyarakat paham dan mengenali rupiah akan timbul rasa bangga terhadap mata uang rupiah.
"Kenapa musti bangga dengan rupiah, karna rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, rupiah alat pemersatu bangsa. Rupiah adalah salah satu simbol kedaulatan negara," pungkas Sonny Prima Idhana, KPW BI Provinsi Jawa Timur. (gol/hen)
Load more