Tipu Tujuh RS di Jawa dan Kalimantan, Berikut Rekam Jejak Perjalanan Dokter Gadungan Susanto
- zainal arifin
Surabaya, tvOnenews.com - Sosok misterius Susanto, lelaki lulusan SMA yang berhasil menjalani profesi sebagai dokter gadungan selama lebih dari dua tahun di RS PHC Surabaya, kini viral di jagat maya.
Susanto, dokter gadungan yang berhasil menipu PT Pelindo Husada Citra (PHC) hingga bekerja sebagai dokter klinik K3 wilayah kerja Pertamina di Cepu, Jawa Tengah selama dua tahun ini, ternyata juga pernah beraksi sebagai dokter gadungan di sejumlah tempat lain, seperti di sejumlah rumah sakit Kutai Timur, Kalimantan pada 2011.
Namun, aksinya berhasil diketahui hingga dia akhirnya dipenjara.
Setelah ke luar penjara, Susanto yang hanya lulusan SMA ini tidak kapok, justru melancarkan aksi sebagai dokter gadungan di Surabaya.
Hal ini bermula saat PT PHC membuka lowongan kerja dan merekrut pegawai secara online, dua tahun lalu.
Santoso tertarik melihat lowongan tersebut. Trik lama untuk menipu ia gunakan kembali. Untuk bisa mengisi formulir pendaftaran, dia kemudian mencari dokter di media sosial Facebook.
Hingga pada akhirnya Santoso menemukan akun dr Anggi Yurikno, seorang dokter asal Bandung.
Lalu, semua identitas dokter yang asli itu dicuri oleh Santoso dan digunakan untuk melamar kerja.
Hasilnya, dokumen fiktif itu membuat Santoso diterima kerja.
“Saat itu sekitar bulan Maret 2020 Covid 19 sedang ramai melanda Tanah Air, sehingga kebutuhan kami merekrut dokter tetap kita lakukan meski secara daring, dari situlah Susanto memanfaatkan situasi karena seluruh administrasi rekruitmen dilakukan secara daring,” ujar Imron Soewono, Executive Vice President Corporate Secretary PT Pelindo Husada Citra Rabu (13/9).
Susanto pun melakoni pekerjaan itu selama dua tahun dengan setiap bulan menerima honor Rp7 juta, ditambah tunjangan.
Tipu-tipu itu terbongkar ketika perusahaan mengurus perpanjangan kontrak kerja Santoso.
Direktur Utama PT PHC dr Subardjo mengaku telah kecolongan. Bahkan, sebelum kasus ini terungkap, Santoso rencananya akan mendapat kontrak kerja selama 7,5 tahun. Untuk dua tahun berikutnya.
Kendati tertipu, dia memastikan tidak ada pasien yang menjadi korban.
“Dia tugas sebagai dokter umum di klinik OHiH. Melayani tes kesehatan pekerja Pertamina sebelum kerja. Tugasnya hanya mengecek kesehatan pekerja, bukan memberi resep obat,” ujarnya.
Load more