Pensiunan Polri Pelestari Seni Tradisional Reog di Sidoarjo, Ini Kisahnya…
- tvOne - khumaidi
Sidoarjo, tvOnenews.com – Di tengah gempuran kecanggihan teknologi yang semakin cepat, peminat kesenian tradisional Reog Ponorogo semakin jarang dijumpai di kota besar seperti Sidoarjo. Menanggapi hal itu, Samsul Hadi, seorang pensiun Polri tahun 2023 ini berniat untuk melestarikan kesenian tradisional Reog di Sidoarjo.
Samsul menceritakan dengan singkat, dirinya mulai tertarik dengan kesenian Reog saat duduk di bangku kelas 3 SD. Ia mengenal Reog dari ayahnya yang waktu itu menjadi salah satu pemain di kesenian tradisional khas Ponorogo itu.
Kecintaannya kepada Reog kemudian dibawa hingga menjadi seorang polisi di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada tahun 2010, pria kelahiran Ponorogo ini pertama kali mendirikan padepokan Singo Menggolo dan menjadi pembimbing.
Di padepokan itu, Samsul tidak hanya membimbing Reog saja, tapi juga kesenian tradisional lainnya seperti campur sari dan tarian tradisional.
"Waktu itu tahun 2010 saya menjabat jadi Kapolsek Krian," ucap Samsul di padepokan Singo Menggolo.
Perjalanan Samsul melestarikan Reog di Sidoarjo, bisa dikatakan penuh perjuangan. Waktu itu, Samsul belum menemukan tempat untuk dijadikan sebagai padepokan atau sanggar latihan. Mereka seringkali berpindah-pindah tempat jika hendak latihan.
"Kita belum punya tempat. Kita mendirikan nama, mendirikan bendera dulu Singo Menggolo yang artinya singo itu singa, kekuatan kita, Menggolo itu prajurit. Jadi filosofinya kekuatan prajurit," jelas Samsul.
Sebagai seorang anggota Polri, Samsul ingin pertunjukan Reog ditampilkan dalam momen sertijab Kapolresta Sidoarjo tahun 2010. Niat itu akhirnya disetujui oleh pimpinannya. Samsul menggandeng anggota Polri yang juga mempunyai kegemaran yang sama.
"Waktu itu ada kesempatan, acara serah terima Kapolres, saya berikan ide ke anggota polres yang suka seni tradisional. Akhirnya ide saya untuk menampilkan Reog disetujui atasan," imbuhnya.
Dulu, lanjut Samsul, hampir 80 persen anggota Padepokan Singo Menggolo adalah polisi. Namun lambat laun anggota polisi itu mengundurkan diri dari padepokan.
"Akhirnya tinggal saya sendiri. Keluhanya ya ini, orang yang betul-betul ingin melestarikan budaya ya harus punya tekad, harus ikhlas. Apalagi sekarang banyak budaya asing masuk Indonesia melalui media sosial," tutur Samsul.
Load more