Tradisi 1 Suro, Wisata Umbul Square Madiun Gelar Ruwatan Pusaka dan Sendang
- miftakhul erfan
Madiun, tvOnenews.com - Menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriah atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa, pengelola Taman Wisata Umbul Square yang ada di Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun menggelar tradisi ruwatan di lokasi wisata setempat pada Rabu (19/7) pukul 14.00 WIB.
Direktur Taman Wisata Umbul Square Madiun, Afri Handoko mengatakan, tradisi tahunan ini baru kali pertama diadakan setelah sempat berhenti selama dua tahun akibat Pandemi Covid-19. Meski diadakan dalam bentuk sederhana, namun dirinya mengaku tahun depan akan dikemas semeriah mungkin.
“Memang ini baru diadakan setelah Pandemi Covid-19 kemarin, memang masih sederhana namun untuk tahun depan dipastikan akan digelar semeriah mungkin,” ujar Afri.
Tradisi tahunan menyambut 1 Suro atau 1 Muharam ini dikemas dengan jamasan pusaka milik Taman Wisata Umbul Square dan juga pusaka milik desa setempat. Usai dijamas, pusaka dan sesaji kemudian diarak keliling taman wisata menuju sendang air belerang yang berada di dalam wahana.
Dipimpin sesepuh desa, peserta ruwatan kemudian menggelar doa bersama berharap berkah atas limpahan rezeki dan juga air belerang yang tak pernah kering meskipun di musim kemarau.
Budi Wahono, tokoh sesepuh adat desa mengatakan, awalnya umbul adalah wahana air karena ada sumber air belerang, kemudian lambat laun kini bertambah fungsinya sebagai tempat konservasi bermacam satwa dilindungi, yang juga berguna untuk tempat edukasi para pelajar.
“Harapannya adalah kita ingin melestarikan budaya yang sudah ada, kemudian terkait fungsi dan peran Umbul Square sebagai lembaga konservasi hewan dilindungi sebagai tempat edukasi termasuk kelestarian satwa-satwa yang ada,” terang Budi.
Selain itu, Budi juga menambahkan bahwasanya harapan dari tradisi Ruwat Sengkolo Bumi Projo setiap 1 Suro adalah untuk keselamatan baik para pegawai, pekerja, warga sekitar hingga para pengunjung wisata.
Bahkan ada yang menarik dalam tradisi ruwat pusaka ini, yakni air sisa jamasan pusaka tersebut juga diburu warga dan pengunjung untuk sekadar cuci muka. Mereka meyakini air sisa jamasan pusaka masih mengandung doa yang bisa dijadikan tolak balak penyakit maupun buang sial.
Load more