"Oleh karenanya Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi harus dilakukan dengan berpedoman pada mekanisme atau standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan, sehingga kualitas pelatihan pelayanan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 30 ayat (1) UU 36 Tahun 2014)," paparnya.
Sebagai gambaran, berdasarkan Data SIGA-YAN KB per Juni 2023, sambung Sukamto, bahwa capaian pelaksanaan Program Bangga Kencana adalah sebagai berikut. Masih Tingginya Unmetneed di Jawa Timur 12,98 persen dari Target 11,74 persen. Jumlah Cakupan Peserta KB Baru (PB) 17,77 persen, PB MKJP 46,56 persen dan PB Pascapersalinan atau Pascakeguguran 52,83 persen.
Animo Permintaan Alat Kontrasepsi Tinggi
Masih tingginya animo masyarakat terhadap permintaan alat kontrasepsi non MKJP. Hal tersebut berdasarkan data total PB 174.873, yang paling diminati adalah suntik sebesar 47,98 persen dan pil sebesar 17,65 persen, implant sebesar 15,94 persen, IUD sebesar 11,88 persen, MOW sebesar 3,14 persen, kondom sebesar 3,40 persen, dan MOP 0,02 persen. Juga masih terjadi kasus komplikasi berat sebanyak 76 kasus yaitu implan sebesar 37 kasus, IUD sebesar 39 kasus. Juga masih terjadi kasus kegagalan sebanyak 90 kasus yaitu implan sebanyak 59 kasus, IUD sebanyak 30 kasus dan MOW sebanyak satu kasus.
Salah satu fasilitator dari RSUD dr. Soetomo, dr. Pandu Hanindito Habibi, Sp.OG, Med Klin mengungkapkan, selama tahun 2022-2023 ini, pihaknya menjadi fasilitator dan bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan 10 angkatan pelatihan kontrasepsi.
"Saya sangat bersyukur karena pelatihan ini sangat bermanfaat bagi bidan yang notabene menjadi salah satu ujung tombak terdepan pelayanan kontrasepsi di wilayah masing-masing," jelas dr. Pandu.
Pandu menjelaskan, pelatihan kali ini sangat komprehensif dimana waktu pelatihannya cukup panjang, kurang lebih dua minggu, juga waktu praktik yang cukup, dimana setiap peserta mendapatkan tiga orang akseptor.
Load more