Jelang Vesak Festival, Young Buddhist Association Gelar Kajian Lintas Agama tentang Cinta
- Syamsul Huda
Surabaya, tvOnenews.com - Young Buddhist Association bersama Rumi Institute menggelar kajian lintas agama bertema “Religion of Love” perspektif agama Islam dan Buddha, yang digelar di Surabaya.
Kajian ini menghadirkan dua narasumber atau dua tokoh dari dua agama, yaitu Bhante Jayamedho Thera yang merupakan Pimpinan Sangha Theravada Indonesia Provinsi Jawa Timur serta Dewan Pelindung Young Buddhist Association dari agama Buddha, dan Muhammad Nur Jabir yang merupakan Direktur Rumi Institute dari agama Islam.
Acara iyang mengusung tema "Cinta dalam Agama" itu merupakan konsep yang pertama kali digelar di Indonesia dengan diskusi lintas agama Buddha dan Islam tentang karya Jalaluddin Rumi.
Pada kesempatan itu, Tokoh Agama Buddha Bhante Jayamedho menjelaskan bahwa dengan lepasnya identitas seseorang, maka dengan sesama akan bisa menemukan kebenaran murni, kebenaran yang diperoleh beyond the religion (di luar batas sekat agama).
"Nah, Rumi mengatakan Aku Bukanlah Orang Nasrani, Aku Bukanlah Orang Yahudi, Aku Bukanlah Orang Majusi, Aku Bukanlah Orang Islam. Keluarlah! Lampaui Gagasan Sempitmu Tentang Benar Dan Salah Sehingga Kita Dapat Bertemu Pada 'Suatu Ruang Murni' Tanpa Dibatasi Prasangka Atau Pikiran Yang Gelisah," kata Bhante yang mengutip puisi dari Rumi.
Menurutnya, perlu adanya tanggungjawab sebagai pemeluk agama untuk mempertanggungjawabkan agama itu bisa dipakai untuk perdamaian bukan untuk kekerasan (violence).
"Seharusnya umat beragama memberikan cinta murni kepada alam semesta agar menghasilkan harmoni dan perdamaian seperti matahari yang selalu senantiasa menyinari bumi ini karena cinta murninya. Oleh karena itu, saya setuju dengan ucapan dari Mahatma Gandhi yaitu God is Love,” ujarnya.
Di agama Buddha, ada ajaran cinta tidak bersyarat (unconditional love), dimana seseorang bisa mencintai dengan tidak beresiko dan tidak menderita hanya karena adanya syarat-syarat yang tidak dipenuhi.
"Pada saat sekarang ini pun, umat Buddha bisa berbahagia bukan karena dicintai tetapi memberikan cinta. Apabila kita meminta untuk dicintai maka adanya penderitaan siap mengikuti apabila tidak sesuai dengan harapan kita dan syarat-syarat yang kita inginkan," imbuhnya.
Load more