Banyuwangi, tvOnenews.com - Ratusan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA) Darul Huda, Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kondisinya memprihatinkan. Mereka terpaksa belajar di musholla akibat konflik yayasan. Kondisi ini sudah berjalan sekitar 9 bulan.
Akibat kondisi ini, para siswa harus belajar dengan kondisi seadanya. Mirisnya lagi, konflik internal yayasan ini menemui jalan buntu ketika dimediasi oleh Bagian Hukum Pemkab Banyuwangi. Kedua kubu yang bersengketa, mulai kepala sekolah, guru dan pihak yayasan tak menemukan titik temu. Rencananya, mediasi lanjutan akan digelar kembali usai Lebaran.
“Hasil mediasi akan kami teruskan ke pimpinan. Harapannya, ketika pimpinan langsung turun tangan, persoalan bisa cepat selesai,” kata Kabag Hukum Pemkab Banyuwangi, Akhmad Saeho usai mediasi.
Proses belajar di luar kelas ini membuat belasan siswa memilih mundur. Sisanya, masih bertahan, meski dengan kondisi belajar mengajar yang tidak layak. Pihaknya meminta para pemangku kebijakan bisa membantu mengatasi persoalan tersebut.
"Karena ekonomi orang tua siswa rata-rata menengah ke bawah, sehingga hasil pertemuan dengan wali murid, mereka tetap mempercayakan anaknya ke kami. Mereka tidak memiliki biaya jika harus melakukan mutasi ke sekolah lain," ungkapnya.
Sejatinya, pihak yayasan mempersilahkan anak didik kembali melangsungkan belajar mengajar di ruang sekolah. Hanya saja, seluruh pihak yang terkait harus mengikuti ketentuan yang diberikan yayasan. Diantaranya, seluruh administrasi dikelola Yayasan Darul Huda Alasbuluh. Karena, sampai saat ini pembiayaan masih dinaungi LP Ma'arif NU.
“Nantinya, ada rencana pergantian kepala sekolah. Tujuannya, agar kondusif,” kata Kuasa Hukum Ketua Yayasan Darul Huda Alasbuluh, Ahmad Subhan. (hoa/hen)
Load more