Klaten, Jawa Tengah - Petani di Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah beramai-ramai menggunakan gas elpiji ukuran tiga kilogram untuk mengoperasikan mesin pompa air. Penggunaan elpiji bersubsidi ini untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini harganya sudah naik.
Petani setempat, Kisno Miharjo, menuturkan, penggunaan elpiji ukuran tiga kilogram ini sebagai pengganti BBM untuk mengoperasikan mesin pompa air. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menekan biaya operasional. Sebab, saat ini harga BBM telah naik.
"Lebih irit elpiji. Bensin (BBM) terlalu boros dan ini harganya naik," ujar Kisno saat ditemui di area persawahan Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022).
Kisno mengungkapkan, untuk mengairi satu petak sawah ukuran 2.300 meter persegi, kebutuhan BBM rata-rata 10 liter. Sedangkan jika menggunakan elpiji hanya butuh tiga sampai empat tabung.
"Mompa air untuk irigasi ini kalau sudah tanam sekitar tiga atau empat hari sekali. Jadi jauh lebih hemat menggunakan gas elpiji dari pada bensin," ujarnya.
Senada juga diungkapkan Harno Suharjo, petani setempat. Menurutnya, penggunaan elpiji untuk mengoperasikan mesin pompa air lebih irit sehingga dapat menekan biaya operasional. Sedangkan jika menggunakan BBM sangat boros.
"Pakai bensin boros habisnya lebih banyak. Kalau pakai bensin paling enggak habis tujuh liter. Kalau pakai gas elpiji kan gak nyampai dua tabung untuk satu petak sawah, jadi lebih irit," ujarnya.
Load more