Selain Dinilai Cacat Hukum, Putri Tertua PB XIII juga Sesalkan Penobatan Gusti Mangkubumi sebagai Raja
- Tim TvOne - Mahfira Putri
Surakarta, tvOnenews.com - Perebutan tahta Raja Keraton Surakarta Hadiningrat terus memanas. Dua kubu antara Putri tertua PB XIII, GKR Timoer Rumbay dan adik PB XIII, GRAy Koes Moertiyah Wandansari saling melakukan penobatan raja.
Â
Terbaru GRAy Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng melakukan penobatan Putra sulung Paku Buwono (PB) XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Mangkubumi menjadi calon raja.
Â
Penobatan itu disaksikan oleh Sentono Dalem dan Kerabat PB XIII hingga sesepuh Keraton Surakarta di Sasana Handrawina Keraton Surakarta.Â
Â
Menanggapi penobatan itu, Putri tertua PB XIII, GKR Timoer Rumbay mengatakan tragedi ini seperti mengulang penobatan PB XIII 2004 silam.
Â
"Saya cuman sedih saja Gusti Mangkubumi bisa berkhianat dengan kami. Putra-putri kakak dan adik-adiknya itu saja yang saya sesalkan," ungkap GKR Timoer.
Â
Dia mengaku sudah membicarakan kesepakatan bahwa penerus PB XIV adalah Putra Mahkota Keraton Surakarta KGPAA Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram atau Gusti Purbaya.
Â
"Kami sudah berbicara sebelumnya bahkan dihadapan Gubernur, Walikota dan Pak Gibran. Kami bersepakat untuk ini (raja) kan putra mahkota," kata GKR Timoer.
Â
Ia menganggap penobatan Gusti Mangkubumi cacat hukum, karena dianggap tidak bisa mewakili putra-putri PB XIII karena tidak ada yang hadir.
Â
"Ini sudah cacat hukum tidak bisa mewakili kami dari putra-putri PB XIII karena tidak ada yang hadir kecuali Mangkubumi."
Â
"Dari pihak PB XII yang hadir hanya 6 yang 2 walkout dari 23 yang diundang silahkan menilai sendiri apakah ini benar dari segi hukum maupun segi apa," ungkapnya.
Â
Timoer mengatakan pihaknya tidak menerima surat undangan dari kementerian maupun pihak manapun.
Â
Meski ada penobatan Gusti Mangkubumi sebagai raja Keraton Surakarta, Timoer mengatakan acara Hajad Dalem Jumeneng Gusti Purbaya yang akan diselenggarakan Sabtu esok hari tetap akan diselenggarakan.
Â
"Kami tetap, hari Sabtu (jumenengan) tetap dijalankan sudah 70 persen berjalan. Prosesnya hari Sabtu tetap seperti upacara adat yang memang harus kita jalankan," tutupnya. (uti/dan)
Load more