Kebumen, Jawa Tengah – Di tengah langka dan mahalnya minyak goreng di pasaran, minyak klentik dari buah kelapa ternyata bisa menjadi solusi untuk mengatasi hal tersebut. Hampir di setiap penjuru wilayah Kebumen, terutama pesisir selatan, pohon kelapa mudah ditemui. Selain airnya yang menyegarkan untuk diminum, ternyata di tangan orang kreatif, buah kelapa tersebut bisa dimanfaatkan dan tidak dibiarkan menua di pohon begitu saja.
Dalikun, warga Dukuh Plesung, Desa Karangrejo, Kecamatan Petanahan, jeli memanfaatkan kondisi lingkungan di sekitar rumahnya yang banyak ditumbuhi pohon kelapa. Di saat masyarakat mengeluhkan susah dan mahalnya minyak goreng, Dalikun mampu memproduksi sendiri minyak goreng dari buah kelapa atau yang lebih dikenal dengan nama minyak klentik.
Berbekal pengalaman dari tahun 2009 lalu, Dalikun akhirnya bisa memproduksi minyak kelapa yang berkualitas dan diminati pasar. Dengan adanya kelangkaan minyak saat ini, dirinya mengaku mendapatkan berkah tersendiri karena penjualan minyak klentik yang dibuatnya bisa meningkat pesat hingga 30 persen dari biasanya. Tidak kurang, produksinya saat ini mencapai 1,5 ton dalam satu bulan.
"Ada kenaikan jumlah pembeli hampir 30 persen. Banyak pembeli baru yang pesen ke saya untuk membeli minyak klentik. Hampir kewalahan karena minyak klentik buatan saya semua masih tradisional " jelas Dalikun di sela aktivitasnya membuat minyak klentik, Minggu (6/3/2022).
Dalikun menjelaskan, produksi minyak kelapa melalui beberapa proses yang cukup mudah. Hanya saja, diperlukan kesabaran. Proses dimulai dengan memecah kelapa, mencungkil, memarut kelapa, memerasnya menjadi santan, hingga memasaknya ditungku kayu bakar.
Proses memasak inilah yang menurutnya terpenting. Proses ini memengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Api yang digunakan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil, dan santan tersebut dimasak hingga mengental dan terpisah antara minyak dan lendo atau ampas dari santan tersebut.
"Kalau untuk 1 liter minyak klentik yang kelas AB itu (membutuhkan) 9 sampai 12 butir kelapa," katanya.
Untuk memproduksi minyak kelapa sebanyak itu, Dalikun hanya dibantu oleh keluarga. Dirinya mengaku sempat terkendala modal. Selain itu, alat yang masih tradisional terkadang menghambat produksi ketika banyak orderan masuk.
"Harapan saya secara pribadi, minyak klentik atau minyak kelapa murni sehat ini ke depannya bisa lebih baik lagi dari segi peralatan. Kendala klasiknya adalah soal permodalan," terang Dalikun tersenyum.
Minyak klentik buatan Dalikun dijual dengan harga Rp32.000 hingga Rp35.000 per liternya. Saat ini, minyak kelapa produksinya banyak diincar oleh reseller dari Kebumen dan luar daerah seperti Yogyakarta dan Surabaya. (Wahyu Kurniawan/Ard)
Load more