Kebumen, tvOnenews.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah negeri, kini terlihat lengang. Kurangnya siswa baru yang mendaftar menjadi kenyataan pahit yang dihadapi sekolah.
Seperti yang terlihat di SDN 1 Kawedusan, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Usai masa PPDB selesai, hanya ada dua siswa baru yang mendaftar.
Berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah untuk menarik minat bagi para calon siswa baru, namun tetap saja sepi peminat. Untuk jumlah keseluruhan siswa di SDN 1 Kawedusan berjumlah 41.
"Usai PPDB sekolah kami hanya menerima dua siswa baru. Dari kelas 1-6 jumlahnya 41 siswa. Terbanyak ada di kelas 5 dengan jumlah 12 siswa," ucap Rokhimah salah satu guru di SDN 1 Kawedusan, Jumat (26/7/2024).
Jumlah siswa yang sedikit ini lantas tidak menyurutkan semangat para guru untuk meneruskan proses belajar mengajar para siswa di sekolah. Para siswa pun terlihat sangat seneng mengikuti kegiatan belajar.
Menurut Rokhimah, dirinya dan para guru tetap semangat dan ikhlas membimbing dan mendidik anak-anak belajar. Diakuinya oleh Rokhimah dari tahun ke tahun jumlah siswa di SDN 1 Kawedusan mengalami penurunan.
"Meski jumlah siswa dari tahun ke tahun berkurang, kami para guru selalu ikhlas dan semangat dalam mendidik anak-anak mas. Siswa sedikit diakui mudah dalam membimbing, namun kekurangannya tidak ada persaingan atau kompetisi," lanjut Rokhimah menjelaskan.
Sementara itu, Sarbani Harsono, Kepala Sekolah SDN 1 Kawedusan menyampaikan keprihatinannya atas semakin menurunnya jumlah siswa di sekolahnya.
"Banyak faktor penyebabnya mas, pertama faktor banyak berdiri sekolah sekolah swasta dan madrasah di lingkungan kota. Dan faktor kedua juga dikarenakan jumlah penduduk disekitar sekolah yang sedikit," terangnya.
Padahal menurut Sarbani, alumni para siswa sekolah SDN 1 Kawedusan memiliki sejumlah prestasi membanggakan. Seperti juara olimpiade matematika tingkat kabupaten, juara futsal, taekwondo dan olahraga seni beladiri lainnya.
Sekolah negeri yang dulu menjadi rujukan orangtua untuk anak-anaknya menimba ilmu, karena dianggap memiliki kualitas yang lebih baik, gratis, dan mudah dijangkau. Kini sepi tak lagi terlihat para siswa dan wali murid berebut kursi jelang ajaran baru.
Hal ini tentu menjadi ironi, mengingat peran pentingnya sekolah negeri dalam mencerdaskan bangsa. Kekurangan murid berimbas terancam digabung dengan sekolah lain, atau bahkan sekolah ditutup permanen. (wkn/buz)
Load more