Gesit dan Lincah, Sosok Caleg Muda asal Kebumen Ini Bertekad Membangun Kabupaten Lebih Maju
- Tim tvOne - Tim tvOne
Kebumen, tvOnenews.com - Terdorong keinginannya untuk mengabdi kepada masyarakat di wilayah tanah kelahirannya Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Yarianto (39) pria lajang asal Kebumen ini siap berjuang dalam kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Yarianto merupakan sosok pemuda milenial yang siap bertarung membawa perbaikan bagi masyarakat di Kabupaten Kebumen, Banjarnegara dan Purbalingga.
Pemuda yang akrab disapa Mas Yari ini terdaftar sebagai Caleg DPRD Provinsi daerah pemilihan (Dapil) 10 Jawa Tengah yang meliputi Kebumen, Banjarnegara, Purbalingga.
"Pengalaman saya sebagai aspri dan tenaga ahli semua ini di bidang legislatif dan eksekutif. Saya merasakan betul kalau pengabdian kepada masyarakat tidak eksekusi langsung sendiri itu rasanya kurang puas," ujar Yarianto saat acara temu kanca wartawan, Rabu (31/1/2024).
Dedikasi serta pergerakan pemuda asal Desa Rowokele satu ini memang patut diapresiasi dan tak perlu diragukan lagi kiprahnya, Gesit dan Lincah, kata ini pantas diberikan padanya.
Saat dirinya masih duduk dibangku perguruan tinggi, sebagai mahasiswa Yarianto muda sudah aktif di dunia kemahasiswaan. Aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan, BEM UNSOED, aktif juga di HMI Purwokerto.
Berlanjut di dunia politik, kiprahnya cukup mentereng, dedikasinya dimulai saat dirinya menjadi asisten pribadi (Aspri) Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah Rustriningsih tahun 2008 sampai 2013. Kemudian berlanjut menjadi Tenaga Ahli (TA) DPR RI di Komisi IV tahun 2014 sampai dengan sekarang.
Yarianto (39), Caleg Partai Gerindra DPRD Provinsi Jateng Dapil 10 nomor urut 2.
Menjabat sebagai TA DPR RI, Yarianto juga aktif di HIPMI Jakarta, menjabat Ketua Bidang (Kabid) TIDAR Partai Gerindra, Gerakan Milenial Indonesia, Sekrataris DPD HKTI Jateng, DPP PEMUDA TANI Indonesia.
"Saya kepinginnya begini mas, Kebumen yang di cap sebagai kabupaten termiskin, Banjarnegara dan Purbalingga juga sama. Saya kepengin membangun kabupaten kalau mengandalkan APBD gak mungkin, gak akan nutup harus dibantu APBN." ungkap Yari.
"Nah, saya ingin mengambil jalur APBD Provinsi yang kita ketahui bersama anggarannya juga cukup besar. Kalau ketiga sumber anggaran ini disatukan, APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten, saya rasa untuk membangun kabupaten menjadi semakin ringan," lanjutnya.
Load more