Hal tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor luar negeri yang masih terkontraksi (-11,85 persen; yoy), seiring dengan perlambatan permintaan barang ekspor dari mitra dagang utama, yakni Amerika Serikat dan Eropa).
Sejalan dengan hal itu, impor Jateng juga masih terkontraksi pada triwulan III 2023 (-4,02 persen; yoy) yang disebabkan oleh penurunan impor bahan baku dan barang modal meski impor barang konsumsi meningkat.
Sektor pertanian tumbuh melambat sebesar 1,78 persen (yoy) disebabkan produksi padi yang terkontraksi sebesar 3,40 persen (yoy), atau lebih dari triwulan lalu sebesar -1,72 persen (yoy).
Penurunan produksi padi tersebut seiring dengan penurunan luas panen padi sebesar -4,67 persen (yoy) pada triwulan III 2023, akibat dampak El Nino dan pengalihan jenis tanaman dari padi ke jagung atau holtikultura.
Ke depan, kata Rahmat, pemulihan ekonomi Jateng diperkirakan terus berlanjut dengan perbaikan dari sisi domestik, khususnya investasi dengan adanya kawasan industri terpadu yang menjadi daya tarik bagi investor.
Sementara peningkatan sisi ekspor luar negeri diperkirakan masih terkendala oleh moderasi perekonomian global akibat inflasi global yang masih tinggi dan "heatwave" yang berdampak pada peningkatan harga komoditas, terutama pangan. (Ant/Dan)
Load more