“Satu dolar yang diinvestasikan pada program gizi, dapat menghasilkan keuntungan berpuluh kali lipat. Sebaliknya, studi Bank Dunia menunjukkan bahwa kerugian akibat stunting dan kekurangan gizi akan berdampak pada pengurangan sedikitnya 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara,” terangnya.
Terakhir, Wapres mengingatkan bahwa upaya pemberantasan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga saja, atau hanya dari unsur pemerintah pusat saja.
“Upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan,” pungkasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Kudus Bergas C. Penanggungan mengaku penghargaan yang diberikan ini tidak datang secara tiba-tiba. Melainkan, berkat komitmen dan kolaborasi yang sudah berjalan antara Pemerintah Kabupaten Kudus dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kudus. Sehingga, percepatan penurunan stunting dapat terlaksana dengan baik dan dilakukan secara bersama-sama serta penuh guyub.
"Penanganan stunting di Kudus ini dikerjakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Jadi, kebersamaan dan guyub ini menjadi kunci," jelasnya.
Bergas menambahkan, tambahan alokasi fiskal dari pemerintah pusat harus dimaknai sebagai pemacu kinerja agar target prevalensi penurunan angka stunting nasional sebesar 14 persen bisa dicapai.
Menurutnya, pemerintah daerah punya andil mewujudkan program nasional.
Load more