Kebumen, tvOnenews.com - Sempat jadi sorotan warga, trotoar Jalan Soekarno-Hatta, yang dibangun dengan anggaran Rp10,9 miliar dari APBD DAU oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen, kini kembali fungsinya sebagai sarana untuk pejalan kaki, Rabu (16/8/2023).
Sebelumnya, kawasan yang lebih dikenal warga dengan sebutan Morosoetta ini ramai oleh kerumunan warga Kebumen yang asyik menikmati waktu sore sembari menikmati hidangan makanan maupun minuman.
Puluhan food court berdiri menempati area selatan Pasar Tumenggungan itu. Menyajikan aneka makanan dan minuman, mulai buka pada sore hingga malam hari. Layaknya restoran dipinggir jalan lengkap dengan meja dan kursi yang tertata rapih disepanjang sarana umum tersebut.
Namun, dari pantauan tvOnenews.com, pada Selasa (15/8/2023) malam, sudah tak terlihat lagi kerumunan warga yang asyik menikmati makan dan minum diatas trotoar. Kondisi trotoar di Morosoetta yang sebelumnya hampir setiap malam ramai kini lengang.
"Malam ini trotoar Jalan Soekarno-Hatta bersih dari meja kursi pedagang. Tadinya dari Tugu Lawet, Pegadaian, Bank Cimb Niaga dan SMPN 5, hampir seluruh trotoar disepanjang jalan tersebut beralih fungsi jadi tempat menjajakan makanan dan minuman," kata Danar Eko Handi (37) warga Klirong saat dijumpai di Kawasan Morosoetta, Rabu (16/8/2023).
Menurutnya, kemarin Morosoetta menjadi tempat yang asyik bagi warga Kebumen menikmati waktu senggang nongkrong sembari makan dan minum dipinggir jalan pusat kota.
"Kaget tadi waktu baru sampai mas, situasi di Morosoetta yang hampir setiap sore bareng temen-temen sampai malam kita nongkrong asyik dan santai sambil makan atau menikmati secangkir kopi di pinggir jalan, sekarang gak bisa," ucapnya.
Sebelumnya, pasca revitalisasi trotoar pedagang seakan diberikan angin segar untuk berjualan di mana saja. Termasuk di trotoar di kawasan Jalan Soekarno-Hatta. Itu terbukti dengan maraknya PKL yang berjualan dihampir seluruh trotoar dari Tugu Lawet hingga sebelah timur Kantor Kejaksaan.
Namun, kondisi trotoar Morosoetta kini terlihat lebar, rapih dan bersih dari meja kursi milik pedagang. Hanya masih terlihat motor dan mobil yang terparkir di pinggir jalan.
Program revitalisasi trotoar dilakukan Pemkab Kebumen yang semula sempit kini dilebarkan untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Fasilitas trotoar juga sudah dilengkapi guiding block berwarna kuning untuk kenyamanan difabel dan jalur hijau untuk pesepeda.
Pengamat Ekonomi Kreatif dan Ruang Publik, Sigit Tri Prabowo mengatakan Kawasan Morosoetta memiliki potensi bagus menjadi ruang publik bahkan ruang kreatif bagi para pelaku ekraf.
Mengingat kawasan ini terkait dengan banyak kepentingan seperti pengendara, pejalan kaki, pedagang kaki lima, pemilik toko dan pengelola parkir, perlu ada penataan yang rapih agar kepentingan semua pihak terakomodir.
"Beberapa yang dapat dipertimbangkan yaitu pembuatan zonasi, baik zonasi kuliner maupun panggung kreatif. Dibuat dibeberapa titik dari Tugu Walet hingga SMPN 5. Hal ini akan menyebar kerumunan dan memudahkan pengelolaan parkir," terang Sigit, Rabu (16/8/2023).
Kemudian menurut Sigit juga bisa dengan memanfaatkan halaman kantor dan perbankan yang tutup pada hari Sabtu dan Minggu. Bisa untuk gelaran event-event promotif yang mendorong orang datang ke kawasan Morosoetta.
"Bisa sebagai panggung pertunjukan, misal Kebumen Big Sale, dan Parade Morosoetta. Manfaatnya titik kerumunan lebih merata dengan meminimalkan penggunaan trotoar untuk non pejalan kaki," lanjutnya.
Permasalahan teknis yang muncul lebih lanjut menurut Sigit, jangan sampai nanti mengaburkan tujuan awal untuk menciptakan ruang publik yang nyaman dan berkualitas.
Beberapa pihak perlu dilibatkan untuk duduk bersama mulai dari pemilik toko, pengelola parkir, dan pelaku ekraf untuk mendapatkan solusi terbaik.
"Seharusnya Pemerintahan Kabupaten Kebumen bisa memberikan tempat yang layak, baik bagi PKL maupun pejalan kaki," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan pemanfaatan aset milik daerah itu bisa digunakan oleh masyarakat siapapun, namun harus ada lapor diri dan permohonan ke pihak dinas terkait.
Seperti misalnya, deretan puluhan food court Morosoetta yang dianggap berhasil menghidupkan UMKM dan menjadi tempat baru warga menghabiskan waktu sambil berkuliner di pusat kota Kebumen.
"Warga hanya diwajibkan bayar retribusi. Dari retribusi yang masuk ke pemerintah daerah akan dikembalikan dalam program program untuk masyarakat. Terkait food court, retribusi sesuai tarif Rp300/ meter persegi, sewa pelataran dan kebersihan," terang bupati.
Lebih lanjut Arif Sugiyanto menjelaskan pembangunan food court Morosoetta ini adalah perpindahan pedagang lama dari Pujasera Pasar Tumenggungan yang dibongkar untuk perluasan area parkir pasar dan ruang hijau.
"Pedagang lama yang dulunya menempati pujasera kini dipindah ke Morosoetta. Dan kios-kios food court itu dibangun tidak menggunakan anggaran pemerintah daerah," lanjut bupati.
Menurut bupati, keberadaan food court yang tertata rapih di Jalan Soekarno-Hatta dengan tampilan wajah baru sebagai pusat kota Kebumen, tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan para pedagang.
"Alhamdulilah para pedagang sekarang cukup ramai, pendapatannya juga meningkat. Justru sekarang pengelola parkir bisa lebih leluasa memanfaatkan area bekas pujasera dengan adanya perpindahan tersebut," pungkasnya.
Jadi terhadap penggunaan area untuk food court Morosoetta bupati mengatakan tidak mengganggu dari pada kontrak yang sudah ada. Kalau mengganggu dan tidak sesuai kontrak pasti perusahaan pemenang lelang akan menuntut pemerintah daerah. (wkn/buz)
Load more