Padahal, dia mengatakan musala tersebut pun mengalami keretakan pascagempa.
"Mau gimana juga harus salat. Jadi, bismillah saja nggak kejadian lagi (gempa)," ujarnya.
Namun, Yayan mengaku pasokan air terhenti sehingga warga kesulitan untuk mengambil wudhu.
Yayan bersama warga pun terpaksa menggunakan air keruh kobangan berwarna cokelat bercampur lumpur untuk wudhu.
"Keran wae mati. Jadi, memang terpaksa wudhu di sini karena air bersih susah, nggak ada-ada," jelasnya. (lpk/ebs)
Load more