Gempa yang terjadi pada pukul 13.20 WIB ini berada di koordinat 6.84 LS, 107.05 BT tepatnya di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi pada kedalaman 11 km.
Selain kerusakan rumah, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan gempa Cianjur juga menyebabkan tanah longsor dan jalanan yang tertutup di beberapa titik.
"Di jalan nasional itu ada lima mobil yang terperangkap dan laporan hingga kini belum masuk apakah sudah dievakuasi atau belum. Selain itu ada beberapa jalan Kabupaten pun terisolir," lanjutnya.
Ia juga mengatakan bahwa dari 162 korban meninggal dunia, rata-rata adalah anak-anak.
Hal tersut lantaran korban memang tengah berada di sekolah.
"Prihatin juga banyak anak-anak yang meninggal karena ketika kejadian mereka tengah mengikuti pembelajaran, dan madrasah," ucap Kang Emil.
Dalam gempa Cianjur ini juga, terdapat tiga gardu PLN yang terkendala. Satu gardu diketahui sudah ditangai.
"Baru 20 persen listrik yang sudah menyala di Cianjur dan dibutuhkan sekitar tiga hari, tetapi mudah-mudahan saja bisa lebih cepat," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam keterangannya menyebut bahwa gempa Cianjur terjadi diduga karena adanya aktivitas Sesar Cimandiri.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa Cianjur ini adalah gempa buki dangkal dan tidak berpotensi tsunami.
Belasan Ribu Orang Mengungsi
Kepala Basarnas Henri Alfiandi mengatakan jumlah pengungsi gempa Cianjur mencapai 13.784 orang per tanggal 21 November 2022 pukul 20.00 WIB.
Load more