Kronologi Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Mulai dari Kena Tipu hingga Dikejar-kejar Debt Collector
- Usep/tvOne
Bogor – Ini kronologi mahasiswa IPB terjerat pinjol (pinjaman online). Kejadian dimulai dari kena tipu hingga dikejar-kejar debt collector.
Ratusam Mahasiswa IPB terjerat pinjol tertipu oleh seorang perempuan berinisial AI. Kejadian bermula pada bulan September 2022 lalu saat ada kegiatan kampus di IPB, Dramaga, Bogor.
Saat itu, panitia kegiatan membutuhkan dana untuk mendukung jalannya kegiatan kampus.
Atas arahan dari kakak tingkat di kampusnya, maka mahasiswa yang menjadi panitia kegiatan ini diperkenalkan dengan seorang wanita bernama AI.
AI meminta agar mahasiswa yang tergabung dalam kepanitiaan mengikuti saran dan petunjuknya dimana harus membuka sejumlah aplikasi belanja dan aplikasi pinjaman online.
Jika sudah, mahasiswa harus mengajukan kredit yang jumlahnya bervariasi, yakni antara Rp6- Rp29 juta. Lalu, mahasiswa diminta untuk berbelanja di aplikasi berbelanja.
AI yang mengaku tengah mempromosikan sebuah toko online di aplikasi belanja tersebut menjanjikan akan memberikan 10 persen keuntungan bagi mahasiswa yang berhasil menjual barang di toko yang ada di aplikasi itu.
Karena semangat untuk kepentingan suksesnya kegiatan kampus, mahasiswa pun berlomba mencari pembeli online.
Bahkan tidak hanya belanja, uang pun ditransfer ke rekening AI dan mendapat keuntungan 10% juga dengan proses pembayaran yang dijanjikan akan diselesaikan oleh AI.
Meski acara kampus berakhir dengan sukses, namun sedikitnya 126 mahasiswa IPB malah kena teror dan mendapat ancaman dari para penagih atau debt collector.
Mereka bahkan mengaku ada yang didatangi debt collector sampai ke rumahnya.
Orang tua mahasiswa yang kondisi ekonominya berada di atas rata-rata bisa diselesaikan oleh orang tuanya.
Sayangnya, sejumlah mahasiswa lainnya yang rata-rata baru semester 3 ini kebingungan dan takut lantaran utangnya terus ditagih.
Sebagian dari mereka malah menyelesaikan dengan menjual barang-barang milik pribadi seperti laptop, HP dan barang-barang lainya demi menutupi utang.
"Awalnya kami mengadakan kegiatan, lalu membutuhkan dana dan mendapat arahan dari kakak tingkat yang pernah bekerja sama juga dengan AI agar di-support project kami. Lalu, kami janjian dengan AI di kampus IPB dan diminta membuka aplikasi belanja dan aplikasi kredit. Lalu, kami diminta belanja oleh AI dengan imbalan 10 persen dari penjualan diperuntukan buat kegiatan acara kami,” ujar Aurel, salah satu mahasiswa IPB yang jadi korban penipuan.
Load more