Gunakan Atribut Serba Hitam, Aksi Demo #IndonesiaGelap Digelar di Depan DPRD Jabar
- tvOnenews.com - Cepi Kurnia
Bandung, tvOnnews.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus, serta masyarakat dari berbagai elemen, menggelar Aksi Demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat (21/02/2025) petang.
Dalam aksi demonstrasi bertajuk #IndonesiaGelap tersebut, dengan menggunakan pakaian serba hitam, sejumlah tuntutan dilontarkan kepada DPRD Provinsi Jawa Barat untuk disampaikan kepada pemerintah pusat.
Diantaranya adalah membatalkan efisiensi anggaran, menolak UU Minerba No. 4 Tahun 2009 terkait pengelolaan tambah oleh pihak kampus, serta menuntut pendidikan menjadi unsur yang lebih prioritas daripada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Salah seorang massa aksi dari Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Abdurahman Mohammed Abdulmalik, mengaku dirinya secara sukarela mengikuti aksi ini.
Hal itu dilakukan, karena ia geram dan menuntut agar lebih memprioritaskan elemen pendidikan dibandingkan program Makan Bergizi Gratis dan Efisiensi Anggaran. Ia mengaku kesal, sebab dengan adanya efisiensi anggaran, biaya pendidikan khususnya kampus menjadi lebih mahal dari sebelumnya.
“Terutama merugikan saya sebagai mahasiswa. Saya terkena efisiensi bagaimana UKT-UKT dinaikkan, bagaimana kita KIPK akan segera diberhentikan dan sebagainya. Karena itu menyangkut bagaimana pendidikan kedepannya, bagaimana keberlanjutan pendidikan kedepannya,” ungkap Abdurahman, di Lokasi Demo, Jumat (21/02/2025).
Dirinya menuntut agar efisiensi anggaran dibatalkan. Terlebih, wacananya anggaran yang telah diefisiensi akan diinvestasikan ke Danantara.
“Dan yang paling saya resahkan ataupun saya khawatirkan, dana efisiensi ini yang dipangkas sangat banyak dari beberapa kementerian juga lembaga, sampai jumlahnya 300 triliun lebih itu, ada isu ataupun memang faktanya akan disalurkan ke Danantara,” imbuhnya.
Menurutnya, Danantara merupakan investasi bodong milik Joko Widodo. Ia menganggap hal tersebut sebagai langkah Jokowi untuk melanggengkan diri sebagai oligarki.
“Apa itu Danantara? Danantara itu adalah merupakan salah satunya saingan yang memang, bukan saingan, wadah untuk BUMN-BUMN yang nantinya akan diketuai oleh Jokowi. Kalau secara bahasa sederhananya atau secara bahasa anak SD Indonesia ini ataupun Danantara ini seperti investasi bodong, seperti berbayang judi online,” jelas Abdurahman.
“Kita investasi dengan angka yang fantastis, 300 triliun lebih, tetapi ketika kita rugi, yaudah kita sial aja, seperti itu,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia juga menolak UU Minerba No. 4 Tahun 2009 terkait pengelolaan tambang oleh pihak kampus.
“Dan saya hari ini pun menolak keras UU Minerba, bagaimana perguruan-perguruan tinggi harus mengelola tambang. Saya tidak setuju, karena tridharma perguruan tinggi itu adalah tiga, pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Abdurahman.
Sementara itu, Koordinator BEM Nusantara Jawa Barat, Yoga Muhammad menegaskan, pihaknya akan menurunkan massa aksi dengan eskalasi yang lebih besar, jika tuntutan yang dilayangkan tidak segera diterima dan dikabulkan.
“Hari ini tentunya kita tidak mau berdialog, kita tidak mau negosiasi dengan mereka jika tuntutan kita tidak dipenuhi. Maka kalau tidak tuntutan dipenuhi, eskalasi yang lebih besar akan kita turunkan,” tegas Yoga.
“Kita akan lanjut dan terus lanjut sampai pada akhirnya masyarakat itu sejahtera,” tambahnya.
Dalam aksi kali ini, yang bertajuk #IndonesiaGelap, massa aksi menganggap bahwa pemerintah sudah tidak merepresentasikan keinginan rakyat. Mereka menganggap bahwa pemerintah hanya merepresentasikan oligarki negara.
“Tentunya eskalasi ini akan terus kami perbesar bahwasannya Prabowo Subianto, Gibran ataupun Dewan Perwakilan Rakyat hari ini bukan merepresentasikan rakyat, tapi merepresentasikan oligarki-oligarki yang ada,” ungkapnya.
(cep/ fis)
Load more