Beberapa saat kemudian, korban dan rekan-rekannya mulai merasakan pusing dan mulas serta akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Saat tiba di rumahnya Ar dan Re langsung kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
Orang tua kedua korban langsung melarikan putranya itu ke RSUD Jampangkulon untuk mendapatkan pertolongan tim medis. Kondisi kesehatan korban yang terus menurun dan tidak ada tanda membaik akhirnya pada Sabtu, (29/1) sekitar pukul 17.00 WIB, Ar menghembuskan nyawa terakhirnya yang disusul Re sekitar pukul 17.30 WIB di RSUD Jampangkulon.
Menurut Asep, pihaknya sempat meminta izin kepada orang tua korban untuk dilakukan optopsi namun ditolak dengan alasan kejadian yang merenggut nyawa anaknya tersebut merupakan musibah sehingga mereka membuat surat keterangan penolakan untuk tidak diotopsi.
"Kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus kematian kedua remaja ini usai menenggak minuman keras oplosan dan keterangan dari beberapa saksi yang merupakan korban selamat minuman keras itu sengaja mereka racik sendiri," tambahnya.
Asep mengatakan dari pengakuan korban selamat usai menenggak minuman keras oplosan kepala mereka langsung pusing disertai mulas, tetapi saat ini kondisinya sudah jauh membaik.(Ant/Jeg)
Load more