“Kami sudah melaporkan kejadian ini pada Bareskrim, Kemenlu waktu itu sempat tanya. Tapi ada berita acara karena bisa aja laporan konsultasi tidak sesuai harapan.” kata Joko.
Joko juga mengatakan ia sempat berkomunikasi dengan Noviana pada lebaran kemarin. Saat itu Noviana menceritakan bahwa ia bersama 20 orang lainnya ditempatkan di sebuah gedung.
"Kemarin pas lebaran sempet VC (video call) sama anaknya, sama saya. Cuma bisa nangis dan berharap bisa kembali ke Indonesia," katanya.
Menurut Joko, sebagian besar WNI yang bekerja di perusahaan tersebut baru mengetahui bahwa mereka menjadi korban perdagangan orang. Namun karena diancam mereka tidak berani untuk berontak. Bahkan sempat diantara mereka yang mogok bekerja, malah mendapat pemukulan dan cambukan rotan. Bahkan tak segan perusahaan mensetrum bagi pekerja yang kabur.
(eku/ fis)
Load more