Positif HIV di Kota Bogor Meningkat, Mayoritas dari Populasi Kunci
- tim tvOne/Eko Hadi
Bogor, Jawa Barat - Kasus positif HIV di Kota Bogor mengalami peningkatan di tahun 2022 dari kelompok beresiko tinggi atau populasi kunci yaitu Tuberculosis (TB) dan hubungan Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Bai Kusnadi menjelaskan, penemuan kasus HIV awalnya tahun 2020 adalah 364 kasus, di tahun 2021 sebanyak 333 kasus dan di tahun 2022 sebanyak 408 kasus.
“Dari 408 kasus HIV Positif, 145 kasus dari kelompok Pasien TB dan 130 kasus dari Kelompok LSL (Laki-laki yang berhubungan seks dengan Laki-laki),” katanya.
Kemudian Bai mengatakan bahwa berdasarkan kasus HIV positif tahun 2022 di Kota Bogor, terdapat 330 kasus pada laki-laki sebesar 80,8 persen, lebih tinggi dari perempuan yaitu 78 kasus atau 19,2 persen.
“Berdasarkan kelompok usia kasus HIV positif tahun 2022 di Kota Bogor, paling banyak pada usia 25 sd 49 tahun yaitu sebanyak 287 kasus atau sekitar 70,3 persen,” katanya.
Sementara penularan HIV adalah melalui hubungan seksual, melalui kontaminasi darah seperti menerima darah, jarum suntik bekas, tato dan dari Ibu positif ke bayinya.
Lebih lanjut Bai menuturkan, faktor resiko penularan HIV sebagian besar karena perilaku hubungan seksual, bisa karena perilaku hubungan seksual lain jenis (heteroseksual) maupun hubungan seksual sejenis (homoseksual).
“Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) adalah orientasi seksual, bukan perilaku seksual. Artinya yang menjadi resiko penularan adalah perilaku seksual,” tegas Bai.
Dari 307 kasus positif terdiri dari dari kelompok sasaran resiko tinggi atau populasi kunci dan 101 kasus positif dari kasus non populasi kunci. Kasus HIV positif terbanyak dari faktor resiko pasien TB dan LSL (Laki-laki seks laki-laki).
“Estimasi penemuan kasus positif HIV di Kota Bogor sampai dengan tahun 2030 adalah 10.871 kasus,” ujarnya. (ehl)
Load more