Harga BBM Bersubsidi Naik, Polisi Perketat Puluhan SPBU di Kota Tangerang
- Istimewa
Kota Tangerang, Banten - Pemerintah resmi menaikan harga BBM bersubsidi, Sabtu (3/9/2022).
Pihak Polres Metro Tangerang Kota melakukan perketatan keamanan pada sejumlah SPBU yang ada di wilayah hukumnya.
"Petugas kami siagakan di tiap SPBU-SPBU yang berada di wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
Zain menjelaskan terdapat 74 SPBU dan 16 Pertamini atau Pertashop yang dilakukan perkatatan oleh pihak kepolisian.
Menurutnya pengamanan ini guna memantau dan memonitor secara langsung keamanan dan ketertiban di SPBU saat kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Termasuk mengantisipasi adanya pihak-pihak yang akan mengganggu Kamtibmas dan antisipasi penimbunan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan sebagainya," katanya.
Sementara, Zain meminta masyarakat tak perlu panik di tengah kenaikan harga BBM bersubsidi yang telah ditetapkan pemerintah.
"Masyarakat kami minta untuk tidak panik, mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah pusat," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, antara lain Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, Solar subsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Ojol dan Kurir Protes
Antrean kendaraan roda empat dan roda dua terpantau padat mengular di SPBU Jalan Bintaro Utama Sektor 9, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (3/9/2022).
Hal itu terjadi seusai Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Berdasarkan pantauan tvonenews.com antrean kendaraan yang akan mengisi BBM mengular sejak pukul 14.00 WIB hingga sekira pukul 17.40 WIB.
Antrean kendaraan tersebut didominasi oleh pengemudi ojek online (ojol).
Salah satu driver ojol Dimas Ferdian mengaku tak setuju adanya kenaikan harga BBM yang menjadi kebijakan Pemerintah Indonesia.
Menurutnya kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut terlalu tinggi hingga membebani para driver ojol.
"Enggak setuju karena naiknya terlalu tinggi dari Rp7.650 jadi Rp10.000, naiknya sedikit sajalah. Dampaknya juga terasa sekali kalau naiknya tinggi," katanya di Tangsel.
Load more