"Enggak setuju karena naiknya terlalu tinggi dari Rp7.650 jadi Rp10.000, naiknya sedikit sajalah. Dampaknya juga terasa sekali kalau naiknya tinggi," katanya di Tangsel.
Hal yang sama disampaikan Hendri Supriyatna selaku pekerja jasa ekspedisi yang sedang mengantre pengisian BBM.
Menurutnya kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut tak dituruti dengan kenaikan upah bagi para pekerja jasa ekspedisi.
"Gajian kita per paket, makin banyak antar paket makin banyak butuh bensin, sedangkan bensin naik tapi upahnya enggak naik," katanya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Mentreri ESDM, Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Sabtu siang.
"Hari ini tanggal 3 September 2022 pukul 13.30 WIB pemerintah memutuskan untuk menyesuakan harga BBM subsidi. Antara lain Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini. Jadi akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," katanya.
Kendraan Antre di Bengkulu
Antrean ratusan kendaraan terjadi di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) KM 6,5 Kota Bengkulu.
Load more