Jakarta - Kisah miris mengenai kekerasan seksual terus terjadi. Demi anaknya, seorang ayah di Bandung bahkan harus berpura-pura menjadi calon konsumen demi mengetahui lokasi sang anak dan menyelamatkannya.
"Untuk menyelamatkan anaknya dia lakukan sampai harus berpura-pura menjadi konsumennya yang ingin menawar anak tersebut. Ini upaya yang sangat luar biasa. Mudah-mudahan pihak kepolisian ikut turun tangan dalam kasus seperti ini," sebut kriminolog Maman Suherman.
Pria yang akrab disapa Kang Maman ini juga turut mengingatkan kembali kepada para orang tua untuk berhati-hati memberikan gadget dan akses sosial media kepada anak.
Bukan tanpa alasan, kasus ini berawal dari pertemuan korban dengan salah satu pelaku melalui jejaring Facebook. Tak lama setelah berkenalan, pelaku mengajak korban berpacaran dan menginap di rumah kost pelaku.
"Mari kita buka media, kita lihat apakah negara Indonesia adalah negara tujuan pedofilia dan banyak peristiwa pedofilia terjadi di negeri ini atau tidak. Begitu banyak pemangsa anak-anak berkeliaran di negeri ini dan mereka tahu, para biadab ini tahu, ada pasar untuk hal tersebut. Mereka tahu bahwa menjual anak-anak di bawah umur dengan tawaran keperawanan dan lain sebagainya angkanya cukup tinggi dan banyak pasarnya," ungkapnya.
Ia meminta kepada pihak berwajib bahwa kasus perdagangan anak di Indonesia itu sudah cukup banyak dan ia mendorong untuk memberikan hukuman berat baik bagi pelaku maupun konsumennya.
Pendidikan juga berperan penting dalam menangkal perdagangan anak terutama tentang literasi digital. Baik anak maupun orang tua harus paham potensi manfaat dan kerugian dalam menggunakan dan mengakses dunia digital. (afr)