Pyongyang, Korea Utara – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un meresmikan dimulainya pembangunan apartemen berisi 50 ribu kamar di Pyongyang, Korea Utara.
Peresmian ini menandakan dimulainya konstruksi proyek pembangunan 50.000 apartemen baru di ibu kota.
Pada tahap pertama, Kim Jong Un membangun 10.000 apartemen baru meskipun krisis ekonomi telah membuat proyek konstruksi utama lainnya terhenti, menurut laporan media pemerintah Korut pada Rabu, 24 Maret 2021.
Proyek pembangunan apartemen besar-besaran itu merupakan bagian dari rencana pembangunan lima tahun yang diumumkan pada Januari.
"Tidak ada yang lebih berharga dan terhormat dan lebih bahagia daripada tanpa ragu mendedikasikan keringat dan semangat kami untuk membangun jalan yang ideal ..." kata Kim, menurut laporan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Pemerintah Korut memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut karena ingin meningkatkan kondisi kehidupan warga, kata Kim.
Di lokasi acara peresmian, ribuan orang yang merupakan tentara, warga Korut, serta pekerja proyek menyambut kedatangan Kim Jong Un dengan gegap gempita.
Putra dari Kim Jong Il ini tidak hadir sendiri tetapi juga ditemani empat pejabat senior, yakni perdana menteri Korea Utara, Kim Tok Hun, dua anggota Komite Partai Pekerja Korea Utara, serta Menteri Pertahanan Korea Utara.
Proyek konstruksi besar di Korut biasanya dikerjakan oleh para pekerja yang dimobilisasi oleh militer. Korea Utara mempunyai tradisi memamerkan proyek konstruksi dalam pembangunan Ibu Kota Pyongyang.
Rencana baru Kim yang ambisius untuk lima tahun ke depan ditujukan untuk mengembangkan ekonomi Korea Utara, tetapi proposal tersebut mungkin goyah dalam menghadapi tantangan besar, termasuk sanksi internasional yang diberlakukan atas program senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Korut menembakkan dua rudal jarak pendek pada akhir pekan, kata para pejabat Amerika Serikat pada Selasa (23/3). Namun, Washington telah menganggap enteng uji coba pertama rudal Korut sejak Joe Biden menjadi presiden dan mengatakan AS masih terbuka untuk berdialog dengan Pyongyang.
Tata kelola pemerintah yang salah, bencana alam, dan penguncian perbatasan untuk mencegah wabah virus corona semakin membuat pincang ekonomi Korea Utara. Selain itu, PBB telah memperingatkan tentang kemungkinan kekurangan pangan dan bencana kemanusiaan lainnya di Korut.
"Ini berisiko bagi Kim Jong Un untuk memulai proyek konstruksi bergengsi lainnya ketika proyek-proyek utama di negara itu tertunda begitu parah," kata Chad O'Carroll, pejabat eksklusif tertinggi (CEO) Korea Risk Group, yang memantau isu Korea Utara.
Namun, peluncuran proyek pembangunan apartemen itu mungkin menandakan diakhirinya penutupan perbatasan akibat COVID-19 yang ketat di Korea Utara, ujar O'Carrol.
"Beberapa bahan konstruksi dari luar negeri akan dibutuhkan untuk pembangunan apartemen baru ini, yang hanya akan mungkin diperoleh jika Korea Utara mulai mengizinkan impor lagi," kata O'Carroll. (act/ant)