ADVERTISEMENT
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia berencana mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah Palestina sebagai bagian dari upaya mendukung gencatan senjata dan penanganan krisis kemanusiaan di Gaza. Namun, langkah ini dinilai akan menghadapi tantangan besar, terutama dari penolakan Israel.
Pengamat Timur Tengah Mulawarman menilai langkah diplomatik dan kemanusiaan yang dilakukan Indonesia sejauh ini sudah luar biasa, termasuk upaya pelarangan visa bagi atlet Israel serta dukungan masyarakat terhadap Palestina. Namun, ia mengingatkan bahwa pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza tidak akan mudah.
Ia juga menilai kehadiran pasukan perdamaian berisiko dianggap sebagai celah bagi Hamas untuk memperkuat diri kembali.
Menurut Mulawarman, pengiriman pasukan Indonesia sebaiknya tidak hanya berfokus pada aspek militer, tetapi juga pada rehabilitasi infrastruktur, kesehatan, dan bantuan pangan di Gaza. Namun, ia menyebut blokade yang masih dilakukan IDF menjadi hambatan besar.
Sementara itu, pakar hubungan internasional Suzie Sri Suparin menilai kondisi di Timur Tengah masih sangat tegang. Ia menyebut Netanyahu dalam posisi sulit akibat tekanan internasional yang meningkat, terutama dari negara-negara Eropa.
Suzie juga menilai Amerika Serikat memiliki peran besar dalam menentukan arah perdamaian di kawasan, namun menegaskan bahwa pengiriman pasukan di bawah komando AS sangat berisiko.
Ia mendorong Indonesia untuk terus memperkuat diplomasi etis dan kemanusiaan di berbagai forum internasional.