Jakarta, tvOnenews.com - Polda Metro Jaya mengungkap kasus penculikan yang sebelumnya viral di media sosial setelah rekaman CCTV memperlihatkan korban disergap di area parkir sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.
Kasus ini ternyata terkait dengan skandal Rekening dormant atau rekening pasif yang ditargetkan untuk dipindahkan dananya oleh sindikat kriminal.
Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan bahwa para pelaku telah merencanakan aksi ini secara matang dengan membagi peran ke dalam beberapa kluster, mulai dari tim surveilans, eksekutor penculikan, hingga kelompok yang bertugas melakukan intimidasi.
Korban yang merupakan kepala cabang salah satu bank BUMN, berinisial MIP, dipilih secara acak setelah tersangka utama, CE alias Ken, menyerahkan kartu nama korban kepada eksekutor.
Rencananya, korban akan dipaksa membuka akses rekening dormant yang dikuasai bank. Namun, karena korban melawan dan rencana penggunaan “safe house” batal, intimidasi dilakukan di dalam mobil hingga korban ditemukan tak bernyawa.
Menurut polisi, sindikat ini melibatkan belasan orang dan memiliki tim IT yang disiapkan untuk mengalihkan dana dari rekening dormant ke rekening penampung.
Meski begitu, tim IT tidak sempat bekerja lantaran markas yang direncanakan tidak bisa digunakan.
Penyidik juga menduga adanya insider atau orang dalam bank yang memberikan informasi terkait rekening dormant. Sosok ini masih diselidiki dan dikenal dengan inisial “S”.
Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia, Haniva Hasna, menilai kasus ini merupakan bentuk organized crime yang melibatkan pihak luar dan dalam.
Sementara itu, pakar hukum pidana Universitas Tarumanegara, Herry Firmansyah, menekankan bahwa meskipun pasal yang digunakan masih terkait penculikan dan perampasan kemerdekaan, keluarga korban tentu berharap adanya hukuman setimpal mengingat nyawa korban melayang akibat aksi tersebut.
Hingga kini, polisi masih mendalami peran para tersangka serta mengejar pihak yang diduga menjadi sumber informasi rekening dormant.
Penyidik memastikan akan menggunakan pendekatan ilmiah, termasuk scientific crime investigation dan bukti digital, untuk menguatkan perkara hingga ke aktor intelektual di balik kasus ini.