Jakarta, tvOnenews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengundi nomor urut peserta pemilihan presiden 2024 pada malam hari ini.
Pengundian nomor urut digelar setelah sebelumnya ketiga pasangan kandidat ditetapkan oleh KPU.
Ketiganya adalah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Lalu apakah ada nomor urut yang diincar para kandidat capres-cawapres?
Sejumlah kandidat mengaku tidak terlalu memikirkan nomor urut berapa dalam pengundian nanti.
Prabowo sempat menyebut bahwa Ia menginginkan yang terbaik saja tanpa menyebutkan nomor urut yang dimaksud.
Sementara cawapresnya Gibran Rakabuming Raka menyebut semua angka baik sehingga tidak ada referensi tertentu.
Pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD juga tidak pernah mengutarakan nomor yang mereka inginkan dalam pengundian nomor urut.
Arya Bima dari TPN Ganjar-Mahfud menyebut akan menerima berapapun nomor yang didapatkan.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga mengaku tidak mempermasalahkan dapat nomor berapa dalam pengundian nanti.
Meski hal tersebut hanya kelakar, dipertegas oleh Anies sebagai urutannya menangnya lah yang harus nomor satu.
Pemilihan nomor urut capres–cawapres dilakukan setelah KPU menetapkan tiga pasang capres-cawapres untuk mengikuti Pilpres 2024.
KPU menyatakan ketiga paslon telah memenuhi syarat dan lulus tes kesehatan.
Lantas apa makna sebuah nomor urut bagi proses pemenangan pasangan capres-cawapres?
Konsultan Komunikasi Politik Irfan Wahid mengatakan bahwa meskipun tidak begitu berpengaruh, tapi nomor urut memang memudahkan dalam pemilihan.
“Faktanya adalah 63% caleg yang lolos 2019 itu nomor urut satu untuk pileg adalah nomor urut satu. Permasalahannya jika pileg itu, mereka atas ke bawah. Jadi orang sudah malas, jumlah calegnya banyak sekali, ‘gua yang nomor satu aja’”, tutur Irfan.
Namun jika Pilpres hanya tiga, maka yang diuntungkan menurut Irfan yang ada di tengah.
“Tidak serta merta juga posisi atau nomor urut menjadi berpengaruh karena banyak atribut lain. Misalnya point of interestnya adanya di baju, appearance, gitu ya ada yang pakai kopiah gitu, ya ada yang bajunya mungkin nggak pakai jas, pakai baju koko, atau pakai baju warna biru muda misalnya. Nah itu akan berpengaruh terhadap pemilih,” tambahnya. (awy)