Perbandingan Gaji Patrick Kluivert dan John Herdman, Lebih Mahal Mana untuk Timnas Indonesia?
- AFC/Reuters Gareth Bumstead
Media Honduras, Diez, secara terbuka menyebutkan, “PSSI sedang melanjutkan proses pemilihan pelatih baru untuk tim nasional, dengan John Herdman asal Inggris sebagai pilihan yang paling mungkin.”
Berapa Perkiraan Gaji John Herdman?
Aspek finansial menjadi sorotan utama dalam isu ini. Once Noticias menyebut Herdman “tergoda oleh jutaan dolar dari tim eksotis,” yang merujuk pada Indonesia. Meski PSSI belum merilis angka resmi, rekam jejak gaji Herdman di tim sebelumnya dapat menjadi gambaran.
Jurnalis Kanada Joe Callaghan, pada 14 Mei 2024, mengungkap bahwa gaji Herdman saat menangani Timnas Kanada berada di kisaran C$700 ribu per tahun atau sekitar Rp8,4 miliar. Sementara itu, Surprise Sports (12 Juni 2025) menyebutkan angka US$465 ribu per tahun, setara Rp7,7 miliar, termasuk bonus performa.
- Major League Soccer
“Gaji tahunan John Herdman sebagai pelatih kepala timnas putra Kanada dilaporkan sebesar $465.000,” tulis Surprise Sports.
Beberapa media lain juga mencatat estimasi gaji Herdman sekitar €480 ribu per tahun ketika Kanada tampil di Piala Dunia 2022.
Mahal atau Lebih Masuk Akal Dibanding Era Kluivert?
Dari sisi prestasi, John Herdman memiliki catatan konkret. Ia sukses membawa Kanada lolos ke Piala Dunia 2022, sebuah pencapaian bersejarah di kawasan CONCACAF. Sebaliknya, Patrick Kluivert gagal memenuhi target utama PSSI selama menangani Timnas Indonesia.
Namun, jika berbicara soal bayaran, Kluivert berada di level yang jauh lebih tinggi. Mengutip Antara, gaji Kluivert saat melatih Timnas Indonesia diperkirakan mencapai Rp1,3–1,5 miliar per bulan, atau sekitar Rp18–36 miliar per tahun. Angka tersebut menjadikannya salah satu pelatih tim nasional dengan gaji tertinggi di Asia Tenggara.
Jika dibandingkan, gaji Patrick Kluivert jelas melampaui riwayat bayaran John Herdman. Dengan demikian, meskipun PSSI disebut menawarkan kontrak bernilai “jutaan dolar”, nilai yang diterima Herdman dinilai masih lebih rasional, terutama jika dikaitkan dengan rekam jejak prestasi dan pengalamannya membangun tim nasional.
Kini, publik menantikan keputusan resmi PSSI. Bukan hanya mengenai siapa yang akan menukangi Timnas Indonesia, tetapi juga apakah federasi benar-benar belajar dari masa lalu—bahwa gaji besar tanpa prestasi hanya akan menjadi beban ekspektasi di kemudian hari. (udn/ind)
Load more