Plus Minus Giovanni Van Bronckhorst, Pelatih yang Digosipkan ke Timnas Indonesia: Berjaya di Belanda tapi Diusir dari Turki dan Skotlandia
- Instagram @giovannivbronckhorst
tvOnenews.com - Rumor soal siapa pelatih baru Timnas Indonesia semakin mengerucut ke dua nama yakni John Herdman hingga Giovanni Van Bronckhorst.
Sebelumnya, ada Timur Kapadze yang baru-baru ini datang berkunjung ke Jakarta. Tapi belakangan, kabar ini hilang seolah terbawa angin.
Giovanni Van Bronckhorst jadi yang terkuat lantaran Waketum PSSI Zainudin Amali mengatakan jika pihaknya akan mewawancarai kandidat di Eropa.
Bukan cuma itu, media Inggris Sky Sports hingga Daily Mail kompak membahas peluang Giovanni Van Bronckhorst menduduki kursi kepelatihan Timnas Indonesia.
Hal ini sempat jadi pembahasan outlet surat kabar asal Belanda Voetbalzone yang mewartakan jika eks pelatih Feyenoord itu masuk list suksesor Patrick Kluivert.
“Giovanni van Bronckhorst masuk dalam daftar calon pelatih tim nasional Indonesia yang baru,“ kata Voetbalzone.
“Mantan bek kiri yang saat ini menjabat sebagai asisten manajer Arne Slot di Liverpool ini dikabarkan menjadi salah satu kandidat pengganti Patrick Kluivert, menurut media seperti Sky Sports dan Daily Mail,“ lanjutnya.
Lalu, apa kelebihan dan kekurangan Giovanni Van Bronckhorst, pelatih yang digosipkan bakal melatih Timnas Indonesia?
Kelebihan Giovanni Van Bronckhorst
- Instagram @giovannivbronckhorst
Meski belum punya pengalaman melatih sebuah tim nasional, namun Giovanni Van Bronckhorst telah melanglang buana di sejumlah klub papan atas Eropa.
Giovanni Van Bronckhorst mulai dipercaya sebagai pelatih kepala Feyenoord sejak bulan Mei 2015 setelah sebelumnya bertugas sebagai asisten hingga tim reserve.
Empat tahun di Rotterdam, Giovanni Van Bronckhorst telah memimpin klub tersebut sebanyak 176 pertandingan dengan rincian 109 menang, 24 seri, dan 43 kalah.
Total lima trofi diberikan Giovanni Van Bronckhorst semasa melatih Feyenoord, yakni sekali Eredivisie, serta masing-masing dua gelar KNVB dan Piala Super Belanda.
Kegemilangan Gio berlanjut di Skotlandia saat menukangi Rangers pada 2021. Di sini, filosofi permainannya mulai terbentuk dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1.
Pola permainan Rangers di bawah Giovanni Van Bronckhorst juga jauh lebih berkembang. Serangan lewat sayap dan tekanan ke pertahanan lawan kerap jadi andalan.
Ini tidak jauh berbeda dengan gaya bermain Timnas Indonesia ala Shin Tae-yong yang mengandalkan kecepatan pemain sayap dengan pola pertahanan tiga bek.
Dari 68 laga bersama Rangers, Giovanni Van Bronckhorst menang 42 kali, 11 imbang, dan 15 kali kalah serta satu trofi Piala Skotlandia pada musim 2021/2022.
Sempat menganggur setahun, Giovanni Van Bronckhorst menerima tawaran untuk melatih Besiktas. Piala Super Turki 2024/2025 jadi kado manis untuk klub asal Istanbul itu.
Di Liverpool, Gio rela turun kasta jadi asisten Arne Slot. Namun, trofi bergengsi Liga Premier Inggris pada akhirnya membayar pengorbanannya itu.
Kekurangan Giovanni Van Bronckhorst
- Reuters/Jason Cairnduff
Walau persembahkan trofi di hampir semua tim yang dia latih, namun faktanya skuad arahan Giovanni Van Bronckhorst kerap kehabisan bensin di tengah jalan.
Alhasil, hampir di sepanjang karier kepelatihannya, Giovanni Van Bronckhorst selalu berakhir dengan pemecatan, buntut dari tren negatif di tim-tim tersebut.
Periode terburuk Giovanni Van Bronckhorst terjadi pada musim 2020. Saat itu, pelatih keturunan Maluku tersebut menukangi klub China, Guangzhou R&F.
Beda dari klub-klub sebelumnya, statistik Gio di Guangzhou R&F sangatlah buruk. Dari 23 laga, delapan di antaranya berakhir dengan, sedangkan 11 lainnya tumbang.
Pun halnya masa depan Giovanni Van Bronckhorst di Liverpool bisa saja terancam apabila rombongan kepelatihan Arne Slot didepak dari Anfield.
(han)
Load more