3 Alasan Ngenes Thom Haye Kesulitan Dapat Klub Eropa sebelum Akhirnya Gabung ke Persib, Bobotoh Harus Tahu
- X/NACNL - PSSI - Persib
Jakarta, tvOnenews.com – Kedatangan Thom Haye ke Persib Bandung memicu pro dan kontra di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Banyak Bobotoh menyambutnya dengan antusias, namun tak sedikit pula yang mempertanyakan alasan gelandang diaspora ini meninggalkan Eropa untuk bermain di Liga 1.
Thom Haye gelandang yang akrab dijuluki “si profesor” dikenal cerdas membaca permainan ini sebelumnya menjadi motor serangan.
Sejak resmi menjadi WNI pada 2024, Haye telah mencatat 14 penampilan bersama skuad Garuda dimulai dari era pelatih Shin Tae-yong.
- PSSI
Karier sepak bola Haye dimulai bersama AFC Youth dan tim muda AZ Alkmaar, sebelum akhirnya menembus tim senior.
Setelah itu, gelandang 29 tahun ini sempat memperkuat enam klub berbeda: Willem II, Lecce, ADO Den Haag, NAC Breda, Heerenveen, hingga Almere City.
Catatan terbanyaknya lahir saat berseragam SC Heerenveen, dengan torehan 86 penampilan di semua kompetisi serta tujuh gol. Soal kepindahan klub, Haye bukan orang baru.
Tercatat ia sudah lima kali berganti klub dengan status bebas transfer. Bahkan, dari Heerenveen ke Almere City pun ia dilepas secara gratis.
Pada 2024 lalu, saat masih membela Heerenveen Haye sempat menyandang status pemain timnas Indonesia dengan nilai pasar tertinggi, yakni sekitar Rp52 miliar.
{{imageId:200562}}
Karena itu, Persib Bandung bisa dibilang beruntung mendapatkan jasanya tanpa biaya transfer setelah kontraknya bersama Almere City habis.
Kini, Haye meneken kontrak dua musim bersama Persib dan disebut-sebut sebagai salah satu rekrutan paling mahal di kompetisi Liga 1.
Lantas mengapa Thom Haye begitu kesulitan mendapatkan klub di Eropa?
Menurut penjelasan Yussa Nugraha, pesepak bola asal Belanda yang lama berkarier di Eropa, keputusan Thom Haye tak lepas dari faktor regulasi dan status kewarganegaraan setelah ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
“Kalau seorang pemain melepas paspor Belanda, otomatis hilang status warga Uni Eropa. Dampaknya besar, karena di banyak liga Eropa kuota pemain non-EU sangat terbatas,” ujar Yussa di kanal YouTube miliknya.
Load more