Tak Mau Pendam Lagi, Shin Tae-yong Akhirnya Jujur di Depan Pejabat Korea Soal Timnas Indonesia: 40 Tahun yang Lalu, Seorang Anak Laki-laki yang Hanya Memiliki Satu mimpi...
- AFC
Hal ini diungkap oleh Jeje, mantan penerjemah STY, dalam wawancaranya di kanal YouTube T10TV.
“Kalau saya dengar dari coach Shin langsung waktu itu memang penawaran dari China lebih besar, jauh lebih besar, mungkin satu tahun di sana bisa setara dengan empat tahun di sini,” ujar Jeje.
“Tapi kenapa coach Shin memilih di sini, karena coach Shin orangnya suka tantangan. Apalagi Indonesia ini udah nggak ada tangga buat ke bawah, tinggal naik aja. Jadi makanya pilih Indonesia,” lanjutnya.
Alasan lain yang memperkuat keputusannya adalah tanggung jawab besar yang diberikan kepadanya di Indonesia. Shin tidak hanya menangani tim senior, tetapi juga U-23 dan U-19 secara bersamaan.
Ia memanfaatkan peluang ini untuk membangun pondasi jangka panjang, dengan visi menguatkan sistem pembinaan pemain sejak usia dini hingga ke level senior.
“Apalagi coach Shin dikasih tiga tim, senior, U23, U19. Artinya coach Shin bisa menguasai semua timnas. Dengan begitu coach Shin bisa kontrol,” jelas Jeje lagi.
Strategi ini terbukti berhasil. Shin Tae-yong menanamkan disiplin, mentalitas juang, dan taktik modern ke dalam skuad Garuda.
Keputusannya untuk menolak gaji empat kali lipat dari China demi mengembangkan sepak bola Indonesia kini menjadi kisah inspiratif yang tak terlupakan.
Sosoknya bukan hanya dicintai oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga dihormati oleh negaranya sendiri, Korea Selatan.
Dengan capaian gemilang, penghargaan kehormatan, dan pengakuan dari banyak pihak, Shin Tae-yong meninggalkan jejak penting dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Komitmennya bukan hanya soal strategi di lapangan, tapi juga semangat dan integritas dalam membangun masa depan sepak bola Tanah Air. (udn)
Load more