Media Vietnam Mulai 'Ikut Campur' Soal Naturalisasi Timnas Indonesia, Sebut Kalau PSSI-nya Vietnam (VFF) Lebih Eksklusif dan....
- VFF
tvOnenews.com - Program naturalisasi yang dijalankan PSSI dalam beberapa tahun terakhir memang menunjukkan hasil positif bagi perkembangan Timnas Indonesia.
Kehadiran pemain keturunan seperti Jordi Amat, Shayne Pattynama, dan Thom Haye berhasil mengangkat performa Garuda ke level yang lebih kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
Meski terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa naturalisasi adalah jaminan prestasi, program ini terbukti membawa angin segar.
Menariknya, keberhasilan Indonesia ini juga mulai diikuti oleh negara-negara tetangga. Vietnam dan Malaysia, misalnya, sama-sama aktif menjalankan strategi serupa untuk memperkuat tim nasional masing-masing.
Malaysia memilih pendekatan yang relatif mirip dengan Indonesia, yaitu mencari pemain keturunan Melayu atau Asia Tenggara.
Namun, mereka juga membuka pintu bagi pemain asing tanpa ikatan darah, seperti Endrick dos Santos dan Paulo Josue (Brasil) serta Romel Morales (Kolombia).
Sementara itu, media Vietnam Pha Pluat mengklaim bahwa pendekatan Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) lebih eksklusif dan strategis dibandingkan negara-negara lain.
Mereka menyoroti keberhasilan naturalisasi Nguyen Xuan Son, pemain asal Brasil dengan nama lahir Rafaelson.
Meski tidak memiliki garis keturunan Vietnam, ia dianggap pantas mendapat paspor Vietnam karena kontribusi dan performanya di Liga Vietnam sejak 2020.
“Media dan suporter Asia Tenggara telah menyatakan kekaguman terhadap sepak bola Vietnam karena kami secara selektif dan strategis memilih pemain naturalisasi,” tulis Pha Pluat, Rabu (23/4/2025).
- Istimewa/AFC
Media itu juga menyindir pendekatan naturalisasi massal yang dilakukan oleh negara lain seperti Indonesia, Malaysia, dan China.
“Alih-alih melakukan seleksi massal seperti tim-tim lain, publik memuji pemain naturalisasi kami, seperti Nguyen Xuan Son, yang dinilai berbeda dari pemain naturalisasi negara lain.”
Vietnam menekankan bahwa naturalisasi mereka tidak menghilangkan identitas permainan.
“Tren naturalisasi sepak bola Vietnam masih mempertahankan jati diri, tidak kehilangan gaya bermain dan semangat juang,” lanjut Pha Pluat.
Mereka memuji integritas dan sikap Rafaelson sebagai faktor utama kesuksesannya menjadi bagian dari tim nasional.
Bandingkan dengan Indonesia, yang dalam beberapa waktu terakhir justru mulai lebih fokus kepada pemain berdarah Indonesia.
PSSI menarget pemain keturunan yang punya rasa keterikatan emosional dengan Tanah Air, seperti Justin Hubner dan Jay Idzes.
Ini menjadi pembeda dengan era awal naturalisasi, seperti saat Cristian Gonzales — striker asal Uruguay, menjadi ikon Timnas karena performa gemilangnya di Liga Indonesia.
Di sisi lain, media Malaysia juga kerap memberikan komentar yang terkesan ikut mencampuri strategi naturalisasi Indonesia.
Beberapa analis dan media Negeri Jiran mempertanyakan keabsahan serta dampak jangka panjang program naturalisasi PSSI, meskipun mereka sendiri menjalankan program yang tidak jauh berbeda.
Hal ini kerap memancing debat di kalangan suporter ASEAN tentang siapa yang lebih ‘berhak’ atau ‘murni’ dalam membangun tim nasional.
Dengan laga penting melawan China dan Jepang di depan mata, serta isu cedera yang menghantam sejumlah pemain seperti Kevin Diks dan Ragnar Oratmangoen, PSSI pun dikabarkan mulai menjajaki nama-nama baru untuk dinaturalisasi.
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi jangka panjang demi menjaga daya saing Timnas Indonesia, sekaligus merespons dinamika regional yang semakin kompetitif. (udn)
Load more